Keluarga Falya Tolak Rp 150 Juta dari RS Awal Bros Bekasi

Keluarga Falya Rafaani Blegur menolak uang Rp 150 juta yang ditawarkan Rumah Sakit Awal Bros Bekasi sebagai ‘uang duka’ atas kematian balita berusia satu tahun satu bulan itu.

Sekretaris Jenderal Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Bekasi sekaligus paman dari Falya, Yusuf Blegur mengatakan, RS Awal Bros juga menginginkan masalah dugaan malpraktik bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

“Pihak RS Awal Bros menginginkan agar masalah ini tidak tersebar semakin luas sehingga mereka berupaya memberikan semacam uang duka. Sebenarnya bukan itu yang kami mau, sehingga kami menolaknya,” kata Yusuf, Selasa (24/11/2015).

Menurut Yusuf, yang diinginkan keluarga Falya hanyalah penjelasan dari RS Awal Bros mengenai kematian Falya. Keluarga ingin membuktikan, apa yang menjadi penyebab kematian Falya.

Tim yang dibentuk Dinas Kesehatan Kota Bekasi juga tidak membuahkan hasil karena kepala dinasnya, Anne Nur Chandrani, diketahui masih aktif praktik sebagai dokter di RS Awal Bros Bekasi. Sehingga Anne sendiri terkesan menutupi.

(Baca: Soal Malpraktik Falya, Dinkes ‘Main Mata’ dengan RS Awal Bros Bekasi)

Sekadar diketahui, Falya meninggal pada Minggu (1/11/2015) pagi, usai mendapatkan suntikan antibiotik oleh perawat di RS Awal Bros Bekasi. Falya dirawat sejak Rabu(28/10/2015) karena mengalami muntah-muntah dan buang air besar terus.

(Baca: Kronologi Kematian Falya, ‘Korban’ Malpraktik RS Awal Bros Bekasi)

Pada Kamis (29/10/2015), kata Ibrahim Blegur, ayahnya, kondisi kesehatan Falya membaik. Namun pada siang hari perawat mendatangi Falya dan mengganti infus. Falya disuntik infus antibiotik.

Sejak itulah, kondisi kesehatan Falya menurun drastis. Falya kejang-kejang, mulutnya mengeluarkan busa, tubuhnya membiru, tangannya dingin, perutnya bengkak, dan terdapat bercak-bercak merah di kulitnya. (Res)

Tinggalkan komentar