Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, LSPR Centre for Leadership berkolaborasi dengan LLDIKTI Wilayah III menyelenggarakan 1st Leadership Talks: Diskusi Kepemimpinan Perguruan Tinggi 2024 dengan tema “Embracing Diversity: Leadership Strategies for Sustainable and Inclusive Higher Education” di LSPR Institute of Communication & Business.
Forum ini bertujuan menguatkan komitmen para pemimpin Perguruan Tinggi dalam bersinergi untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dengan fokus membangun lingkungan belajar yang inklusif, berkelanjutan, dan mempromosikan keberagaman.
Kolaborasi antara LSPR Institute of Communication and Business dan LLDIKTI Wilayah III dalam forum kepemimpinan ini menandai komitmen bersama untuk merespons tantangan dan peluang dalam dunia pendidikan tinggi saat ini.
Selain itu, kolaborasi ini melibatkan beberapa perguruan tinggi yang berkomitmen untuk menyelenggarakan Leadership Talks hingga akhir tahun 2024, antara lain Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR atau LSPR Institute of Communication & Business, Universitas Gunadarma, Universitas Tarumanagara, Universitas Pelita Harapan, dan Universitas Multimedia Nusantara.
Selain forum diskusi, LSPR juga melakukan penandatanganan komitmen kerjasama dengan Yayasan Pijar Masa Depan sebagai salah satu mitra eksklusif LSPR. Kerjasama ini meliputi pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, pengembangan talenta dan inovasi.
Prita Kemal Gani selaku Founder dan Director LSPR Jakarta menyampaikan bahwa LSPR terus berkomitmen menjadi kampus inklusi dan berharap melalui forum ini dapat menghasilkan pemikiran inovatif untuk mendorong kemajuan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
“Dengan mengintegrasikan tema keberagaman dan strategi kepemimpinan yang berkelanjutan, acara ini menegaskan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang mempromosikan inklusivitas, berkelanjutan, dan memperkaya keragaman di semua tingkatan pendidikan tinggi. Saya harap, forum ini akan menciptakan lingkungan kampus menuju Inklusi dan ramah berkebutuhan khusus. Karena pendidikan yang layak adalah hak seluruh bangsa” ujarnya.
“Perkembangan global, termasuk globalisasi ekonomi, teknologi, dan budaya, telah mengubah lanskap pendidikan tinggi secara signifikan. Keterampilan kepemimpinan yang diperlukan untuk mengelola lingkungan pendidikan yang beragam dan dinamis juga menjadi semakin penting. Oleh karena itu, forum ini diharapkan dapat menjadi platform untuk mendiskusikan strategi kepemimpinan yang efektif dalam mempromosikan inklusivitas, keberlanjutan, dan keragaman dalam pendidikan tinggi.” ujar Dr. Andre Ikhsano selaku Rektor LSPR Institute
Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si, M.Sc selaku Kepala LLDIKTI Wilayah III menekankan bahwa “Leadership Talks yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah III dan LSPR Institute harapannya dapat memungkinkan pemimpin perguruan tinggi untuk mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini.
Dalam era yang terus berkembang, perguruan tinggi perlu mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan dan pemahaman yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Dialog kepemimpinan seperti ini memberikan ruang bagi para pemimpin untuk berbagi strategi, inovasi, dan praktik terbaik dalam memajukan pendidikan tinggi.
Selain itu, kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat interdependensi antar perguruan tinggi, membangun jaringan kerjasama yang kuat, serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kepemimpinan yang inklusif dan berkelanjutan.”
Taufan Teguh Akbari, P.hD selaku Head of LSPR Leadership Centre dan moderator forum ini menyampaikan, “LSPR Institute of Communication & Business memiliki peluang yang signifikan untuk menguatkan narasi tentang pendidikan inklusif, yang sangat relevan dalam konteks kepemimpinan perguruan tinggi saat ini.
“Sebagai lembaga pendidikan tinggi, LSPR berada dalam posisi strategis untuk berbagi “best practice” dalam praktek serta promosi keberagaman dan inklusivitas. Kepemimpinan dalam hal ini tidak hanya mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai sosial dan etika tetapi juga memperkuat reputasi LSPR sebagai institusi pendidikan tinggi yang progresif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang dinamis,” katanya.
Yanuar Nugroho,P.HD sebagai salah satu pembicara selaku Koordinator Tim Ahli Seknas SDGs Kementerian PPN/Bappenas menyampaikan “Pencapian SDGs secara global menghadapi sejumlah tantangan. Dunia baru mencapai 15% dari target SDGs. Di Asia Pasifik, SDGs juga baru tercapai 14.4%. Kita berbesar hati karena pencapaian SDGs di Indonesia membanggakan: dari 224 indikator yang dievaluasi, 62% atau 138 indikator telah tercapai. Tapi kita tidak boleh lengah dengan capaian ini. Tugas besar membangun secara berkelanjutan masih jauh dari selesai. Kemitraan multipihak menjadi faktor penting dalam pencapaian SDGs di Indonesia.
Empat faktor kunci kemitraan dengan Pemerintah dalam pencapaian SDGs adalah akademisi, dunia usaha dan filantropi, masyarakat sipil, dan media. Dalam pencapaian SDGs, perguruan tinggi punya peran strategis sebagai pusat pemikiran-kemajuan Center of Excellence yang mendukung seluruh aktor pembangunan. Di kampus, SDGs bisa diinternalisasi dan diintegrasikan dalam tridharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”.
Cazadira Fediva Tamzil selaku Director Pijar Foundation sebagai salah satu pembicara, menyampaikan “Perguruan tinggi adalah kunci pemecahan masalah dunia yang sangat strategis. Melalui kolaborasi dengan industri, perguruan tinggi dapat meningkatkan nilai tambah dari pengetahuan dan risetnya, bertransformasi menjadi produk dan layanan inovatif dengan dampak luas pada masyarakat.”
Dengan dengan adanya kolaborasi dalam Leadership Talks, diharapkan tercipta sinergi antara dunia pendidikan dan industri komunikasi yang akan menghasilkan pemimpin yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga relevan dengan tuntutan zaman. Melalui pertukaran gagasan dan pengalaman antar pemimpin perguruan tinggi, diharapkan tercipta inovasi-inovasi baru dalam pendidikan tinggi yang dapat meningkatkan mutu dan daya saing. (*)