Jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi akan menjadi jabatan paling seksi untuk diperebutkan usai berakhirnya Pilkada Kota Bekasi. Ada kemungkinan jabatan yang saat ini diemban oleh Junaedi tersebut akan berganti ke tangan orang lain.
Kita tahu, Pilkada Kota Bekasi belum sepenuhnya berakhir walau Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto-Harris Bobihoe dinyatakan memperoleh suara terbanyak. Ini karena adanya gugatan dari Paslon Heri Koswara-Sholihin ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun apapun hasil putusan MK kelak, yang jelas itu tidak akan mempengaruhi terhadap jabatan Sekda Kota Bekasi. Siapapun kelak yang akan menjadi kepala daerah Kota Bekasi, besar kemungkinan akan memilih orang baru untuk mengisi posisi Sekda Kota Bekasi.
Misalnya jika Pilkada dimenangkan oleh duet Heri Koswara-Sholihin, sudah barang pasti Junaedi akan digantikan dengan orang baru. Ini karena Junaedi bisa dibilang orang Tri Adhianto.
Kita tahu, meski tidak terlalu vulgar menunjukan posisinya, bukan rahasia lagi kalau Junaedi merupakan orang Tri Adhianto. Karena faktanya, Tri Adhianto yang mempromosikan Junaedi sebagai Sekda saat ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi.
Dengan demikian, sulit rasanya Junaedi akan dipertahankan posisinya sebagai Sekda andai Kota Bekasi dipimpin oleh Heri Koswara.
Lantas bagaimana jika Tri Adhianto-Harris Bobihoe yang akan memimpin Kota Bekasi. Akankah Junaedi yang merupakan orang Tri Adhianto akan tetap dipertahankan sebagai Sekda.
Rasa-rasanya susah bagi Junaedi untuk bisa mempertahankan posisinya sebagai Sekda. Besar kemungkinan, Tri Adhianto akan menghitung ulang atau mengevaluasi posisi Junaedi sebagai Sekda.
Evaluasi akan dilakukan, karena kabarnya Tri Adhianto tidak terlalu puas dengan kinerja Junaedi selama menjabat sebagai Sekda. Pasalnya ia dinilai terlalu bermain aman dalam mengemban jabatan sebagai seorang Sekda.
Misalnya saat Pemkot Bekasi dipimpin seorang Penjabat (Pj) Wali Kota usai Tri habis masa jabatannya, Junaedi sebagai pimpinan para Apartur Sipil Negara (ASN) tidak mampu membuat ASN solid di bawah kepemimpinannya sepeninggalan Tri Adhianto.
Bahkan, sejak Raden Gani Muhammad menjadi Pj Wali Kota Bekasi, polarisasi dalam tubuh birokrasi terjadi. Birokrasi terbelah antara mereka yang merupakan orang Tri Adhianto dan yang tidak.
Akibatnya, birokrasi tidak bisa sepenuhnya dikonsolidasikan dalam momentum Pilkada Kota Bekasi yang baru saja berakhir untuk menjadi salah satu alat suksesi Tri Adhianto dalam Pilkada.
Parahnya lagi, sejak keberadaan Raden Gani Muhammad, banyak pejabat Pemkot Bekasi yang bermanuver dengan menempel ketat Raden Gani. Yang ini kemudian berdampak langsung terhadap pengaruh Junaedi sebagai seorang Sekda dalam tubuh birokrasi.
Kesalahan fatal lainnya, Junaedi tidak mampu mempertahankan orang-orang Tri Adhianto di dalam jabatannya. Beberapa loyalis Tri atau bisa dibilang anak emas harus menjadi korban mutasi dan rotasi yang dilakukan Raden Gani Muhammad.
Dan sekali lagi, Junaedi tidak mampu berbuat banyak. Padahal harusnya dalam situasi seperti itu, perannya amat dibutuhkan. Mengingat Sekda juga merupakan Kepala Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Dengan jabatannya tersebut mestinya Junaedi mampu mempertahankan orang-orang Tri Adhianto.
Kini, jika posisi Junaedi harus digantikan orang lain, kira-kira siapa yang bakal menjadi penggantinya kelak. Yang jelas sejumlah nama sudah mulai ancang-ancang untuk bisa menduduki jabatan prestisius bagi seorang ASN. Bahkan beberapa nama jauh-jauh hari sudah mengajukan proposal baik kepada Tri Adhianto atau Heri Koswara untuk bisa menduduki jabatan Sekda selepas Pilkada.
Opini ini ditulis oleh Ivan Faizal Affandi salah satu pengasuh situs www.klikbekasi.co
*Foto: Gedung Pemkot Bekasi/Internet