Tim Detasement Khusus (Densus) 88 Antiteror menggrebek sebuah kontrakan di Gang Masjid, Jalan Tengah, RT 04 RW 01, Kelurahan Bantar Gebang, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, pada Jumat (22/1/2016) sekira pukul 19.30 WIB.
Lokasi kontrakan tersebut hanya berjarak sekira 500 meter dari Polsek Bantar Gebang. (Baca sebelumnya: Densus Tangkap Terduga Teroris di Bantar Gebang)
Sumber kami di kepolisian mengungkapkan, Densus membawa terduga teroris bernama Ronal alias Alfan, yang usianya sekira 25-30 tahun. Densus menangkap Ronal di sebuah warung nasi, tidak jauh dari rumah kontrakan yang digrebek.
Pemilik warung, Onah (35) mengatakan, ada dua orang berpakain preman yang menangkap terduga pelaku. Mereka menangkap Ronal yang baru saja memesan nasi bungkus di warungnya. Kata Onah, nasi bungkus itu belum sempat dibawa.
“Ada dua orang yang menangkap dia (terduga pelaku), sehabis Isya. Pakaiannya biasa saja (pakaian preman),” kata Onah, Jumat malam.
Menurut Onah, saat ditangkap, terduga pelaku tidak melakukan perlawanan. Terduga pelaku mengenakan kaus tanpa lengan (kaus buntung), celana pendek warna cokelat dan topi. Onah mengaku baru sekali melihat terduga pelaku.
“Yang saya dengar, saat ditangkap, dia (terduga pelaku) minta makan terlebih dahulu. Tapi langsung dibawa saja oleh mereka (Densus). Sandalnya juga lepas,” kata Onah.
Kata Onah, Densus memang sudah berada di warungnya sejak sore sekira pukul 17.00. “Mereka minum kopi di sini sejak sore. Waktu saya tanya, katanya lagi nunggu motor yang sedang dicuci di depan (tempat cuci motor),” jelas Onah.
Keterangan RT
Ketua RT 04, Sanin mengatakan, ia melihat Densus masuk ke rumah kontrakan yang dihuni Ronal dan membawa sejumlah buku tebal serta membawa ponsel. Di rumah kontrakan tersebut, kipas angin dan televisi masih menyala.
Sumber kami di kepolisian menyebut, buku tebal yang dimaksud Sanin adalah buku-buku tentang agama. Sedangkan ponsel yang dibawa Densus ada 3 unit.
“Dia belum pernah melapor ke saya. Dia baru tiga hari tinggal di kontrakan,” kata Sanin.
Menurut Sanin, rumah kontrakan berukuran 3×3 meter tersebut milik Hajah Ros. Yang menyewa rumah kontrakan itu sebenarnya bukan Ronal, melainkan seorang yang akrab disapa Benny.
“Benny sudah empat bulan tinggal di kontrakan itu. Tapi dia tertutup. Yang ditangkap petugas (Densus) itu menumpang saja,” kata Sanin.
Diceritakan Sanin, Ronal memiliki rambut ikal panjang dan berperawakan tinggi. Ia kerap terlihat keluar kontrakan untuk mengambil air wudhu yang berada di kamar mandi luar, kemudian masuk lagi ke dalam.
“Ada banyak polisi saat penangkapan. Mungkin dua puluhan orang lebih. Kontrakan tersebut langsung dipasangi garis polisi,” kata Sanin.
Sebelumnya, pada Jumat (15/1/2016), tim Densus 88 Antiteror Polri menyergap dua lokasi di Kota Bekasi. Kedua lokasi tersebut merupakan rumah kontrakan yang dihuni terduga pelaku teror sebulan terakhir. Densus menemukan 9 pucuk pistol.
“Masih ada kaitannya dengan yang ditangkap pada Jumat lalu di Rawalumbu,” kata sumber kami.
Sekadar diketahui, enam bom meledak dan polisi baku tembak dengan pelaku di Jakarta Pusat. Tujuh orang tewas dalam insiden tersebut (5 pelaku, 2 korban) dan puluhan orang mengalami luka-luka.
Presiden Jokowi telah menginstruksikan agar pelaku dan jaringannya diungkap secepat mungkin. (KBC-K1/Res)