Pemerintah Kota Bekasi dinilai tidak kreatif dalam segi promosi produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berada di wilayahnya. Akibatnya, masyarakat kurang tertarik membeli produk UMKM Kota Bekasi.
“Potensinya sangat besar, tapi ya itu tadi masalahnya. Kami harap ada intervensi dari pemerintah untuk bisa ikut mempromosikannya,” ujar Ketua UKM Kota Bekasi klaster makanan dan minuman Afif Ridwan, belum lama ini.
Afif mendorong Pemkot Bekasi membuat terobosan kreatif. Di bidang kuliner, misalnya, Pemkot bisa menerbitkan katalog yang memuat informasi produk-produk unggulan.
“Dengan diterbitkannya katalog, kami yakini pamor Kota Bekasi bisa ikut terangkat,” kata Afif.
Afif mendasarkan asumsinya itu pada kemungkinan warga di luar Kota Bekasi bisa menjadikan katalog tersebut sebagai acuan perihal produk-produk kuliner yang mereka sukai.
“Kalau sudah tertarik, pasti mereka akan mengincarnya. Makin banyak yang mencari, tentu pamor Kota Bekasi semakin meningkat karena akan banyak yang datang,” katanya.
Afif mencontohkan produk inovatif Lapis Talas Bogor yang saat ini tengah menjadi kuliner andalan Bogor selain Roti Unyil.
Ada juga Bandung yang terkenal dengan beragam produk kuliner unggulannya yang bahkan merambah hingga ke kelas kaki lima.
“Bekasi juga tidak kalah produk kulinernya, hanya saja hingga kini belum terangkat karena masih minim promosi,” ujarnya.
Tak heran jika kemudian Bekasi masih belum memiliki oleh-oleh makanan yang menjadi ciri khas otentik.
“Yang kemudian dijagokan sebagai oleh-oleh pada akhirnya sebatas camilan khas Bekasi yang menjual nuansa nostalgia kepada para pembelinya,” katanya.
Padahal banyak produk kuliner kontemporer yang juga layak dipromosikan menjadi oleh-oleh khas Bekasi.
Ia mencontohkan beberapa produk yang bisa didorong menjadi oleh-oleh Bekasi itu antara lain produk sambal, olahan bandeng, inovasi variatif sus kering, dan lainnya. (Res/Antara)