Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengapresiasi buku berjudul Revolusi Bekasi karya sejarawan Ali Anwar, yang akan terbit dalam waktu dekat.
Rahmat mengatakan, buku setebal 312 halaman itu akan dijadikan sebagai bacaan wajib di sekolah-sekolah agar siswa bisa lebih mengenal sejarah Bekasi.
“Dari buku ini, kita patut bangga, karena Bekasi berperan penting dalam Revolusi Indonesia,” kata Rahmat, Minggu (13/3/2016).
Di dalam buku tersebut, pembaca bisa mengetahui kapan momentum penting terjadi di Bekasi, termasuk di mana tempat persisnya.
Saat ditemui, Ali Anwar mengatakan, buku tersebut merupakan kado untuk ulang tahun ke 19 Kota Bekasi yang jatuh tepat pada 10 Maret 2016.
“Sebagai warga, saya baru bisa memberikan kado berupa buku Revolusi Bekasi 312 halaman dan Sejarah Singkat Kota Bekasi 26 halaman,” kata Ali Anwar.
Proses panjang
Menurut Ali Anwar, proses penyusunan buku tersebut memakan waktu selama 20 tahun. Ia menghimpun tulisan di sejumlah koran, memburu arsip foto, serta mewawancarai sejumlah tokoh penting yang kini sudah meninggal.
Tokoh-tokoh yang sempat ia wawancarai antara lain Mantan Komando Batalyon 5 Mayor Jenderal Sambas Atmadinata dan Brigjen Lukas Kustaryo, salah seorang pejuang yang paling diburu Belanda.
Ada juga Zakaria Burnahundin, pejuang yang sempat menghadang rombongan tentara Jepang pada tahun 1945 di sekitar Stasiun Bekasi. Kemudian Marzuki Hidayat dan tokoh-tokoh besar lainnya.
Tidak ketinggalan pula KH Noer Ali, ulama pejuang yang dijuluki sebagai Singa Karawang-Bekasi. Namanya kini diabadaikan di banyak tempat, seperti jalan raya dan jembatan layang.
“Agar lebih tahu lebih detail bagaimana peran tokoh-tokoh tersebut, silahkan nanti membaca Revolusi Bekasi,” kata Ali Anwar. (Derry/Res)