Dinas Kesehatan Kota Bekasi dinilai telah ‘main mata’ dengan Rumah Sakit Awal Bros Bekasi soal kasus malpraktik yang menimpa Falya Rafaani Blegur, balita umur satu tahun satu bulan yang meninggal usai disuntik obat antibiotik.
Ayah Falya, Ibrahim Blegur mengungkapkan, Kepala Dinkes Kota Bekasi Anne Nur Chandrani bahkan pernah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan. Anne pernah mengatakan agar kasus dugaan malpraktik tersebut tidak usah dibesar-besarkan.
“Padahal Dia (Kepala Dinkes) itu regulator yang fungsinya mengawasi, tapi komentarnya begitu di media,” kata Ibrahim, usai menjalani pemeriksaan kasus tersebut sebagai saksi di kantor Polda Metro Jaya, Jumat (20/11/2015).
Ibrahim memaklumi mengapa Anne Nur Chandrani berkata seperti itu. Kata Ibrahim, Anne rupanya merangkap sebagai dokter di RS Awal Bros Bekasi.
“Secara UU tidak melarang dan persoalan jabatan. Tapi persoalan objektivitas dan netralitas itu masalahnya,” kata Ibrahim.
Menurut Ibrahim, hingga sekarang, belum ada kejelasan mengenai penyebab kematian Falya. RS Awal Bros selalu bilang sedang investigasi, tapi hasilnya tidak kunjung selesai. Begitu pun dengan Dinkes Bekasi.
Yusuf menceritakan, dia memang diberitahukan bahwa investigasi melibatkan unsur Dinkes Kota Bekasi, KPAI, IDI, tetapi keluarga justru tak dilibatkan.
“Keluarga ini kan korban. Apa mungkin mereka menganggap itu investigasi internal atau apa, kita ga tau,” kata Yusuf.
Sebenarnya, kata Yusuf, KPAI membatasi investigasi harus sudah selesai dalam 7 hari sejak dimulai. Kini tempo itu sudah lewat, dan belum juga ada pemberitahuan.
Sekadar diketahui, Falya meninggal pada Minggu (1/11/2015) pagi, usai mendapatkan suntikan antibiotik oleh perawat di RS Awal Bros Bekasi. Falya dirawat sejak Rabu(28/10/2015) karena mengalami muntah-muntah dan buang air besar terus.
(Baca: Kronologi Kematian Falya, ‘Korban’ Malpraktik RS Awal Bros Bekasi)
Pada Kamis (29/10/2015), kata Ibrahim Blegur, ayahnya, kondisi kesehatan Falya membaik. Namun pada siang hari perawat mendatangi Falya dan mengganti infus. Falya disuntik infus antibiotik.
Sejak itulah, kondisi kesehatan Falya menurun drastis. Falya kejang-kejang, mulutnya mengeluarkan busa, tubuhnya membiru, tangannya dingin, perutnya bengkak, dan terdapat bercak-bercak merah di kulitnya. (SP/Res)