Pemerintah berencana mengimpor beras. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, saat ini kondisinya tidak memungkinkan untuk tidak impor.
“Sekarang, kondisinya beras dikuasai pedagang yang tentukan harga. Di situlah kita akan melakukan stabilitas,” ujar Rachmat belum lama ini, seperti dikutip Kompas.
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan juga senada dengan Rachmat. Katanya, untuk tidak mengimpor beras, bukanlah hal yang mudah.
“Swasembada tak semudah membalik telapak tangan,”katanya.
Padahal, setiap kali blusukan dan bertemu petani Indonesia, Presiden Jokowi sebenarnya mengaku sangat malu dengan kebijakan impor tersebut.
Presiden Jokowi tak pernah lupa menceritakan soal percakapannya dengan Presiden Vietnam Truong Tan Sang saat pelaksanaan APEC di Beijing, Tiongkok, beberapa waktu lalu.
“Saya malu saat bertemu Presiden Vietnam satu bulan lalu. Baru bertemu dia, ditanya apa coba? ‘Presiden Jokowi, beli beras dari saya lagi kapan?’ Coba, malu ndak?” kata Jokowi.
Jokowi pun merasa sangat dilukai harga dirinya. Menurut dia, Indonesia sebagai negara agraris sudah seharusnya bisa berdaulat di sektor pangan.
“Kita tidak mau negara kita impor beras lagi dari luar!” ucap dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengakui impor beras yang dilakukan Indonesia saat ini lantaran tak pernah ada perbaikan di sektor irigasi. Selama 15 tahun, sebut Jokowi, Pemerintah Indonesia tak pernah membangun waduk baru.
“Insya Allah dengan perbaikan irigasi, pembangunan waduk, target saya ke Mentan, tiga tahun harus bisa swasembada.” (Res)