Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri kembali membuat geger. Pertama kali masuk tim di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Faisal pernah mengatakan bahwa ia menarget mafia migas masuk penjara.
(Baca: Faisal Basri: Kalau Tidak Ada yang Masuk Penjara, Saya Gagal)
Pernyataan Faisal yang sempat membuat heboh beberapa bulan lalu sepertinya bukan isapan jempol belaka. Belum lama ini, dia datang ke Bareskrim Mabespolri membawa setumpuk dokumen. Polisi sengaja mengundang Faisal untuk membongkar mafia migas.
“Saya punya nama yang bisa dikait-kaitkan. Di sini (Bareskrim) ternyata juga sudah punya nama juga. Kebetulan, namanya cocok,” ujar Faisal, seperti dikutip Kompas.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Victor Edison Simanjuntak memastikan, keterangan Faisal merupakan pengetahuan baru bagi pihaknya. Banyak hal yang didapatkan polisi dari Faisal.
Faisal sendiri belum mau menyebutkan secara jelas nama-nama yang dimaksud atau di sektor tempat mereka berada kepada publik. Faisal hanya mengatakan, sebaiknya nama itu dikeluarkan oleh pihak kepolisian saja.
Sebelumnya, atas rekomendasi tim yang diketuai Faisal, pemerintah secara resmi mengumumkan pembubaran anak perusahaannya, Energy Trading Limited (Petral). Menurut pemerintah, pembubaran Petral bisa menghemat Pertamina Rp 250 per hari.
Pada pemerintahan yang lalu, rencana pembubaran Petral sudah direncanakan Dahlan Iskan sebagai menteri BUMN. Namun, seperti dikatakan menteri ESDM Sudirman Said beberapa waktu lalu, rencana itu selalu mandeg di meja SBY.
Menurut Faisal, pembubaran Petral tersebut memudahkan pemerintah untuk menjaring mafia migas. Pembubaran Petral adalah pintu masuk untuk membongkar kejahatan yang selama ini selalu tertutup dan ditutup rapat oleh para pelakunya.
“Itu seperti membakar sarang tawon, begitu sarangnya dibakar, tawonnya bertebaran. Ada yang ada emosi, sehingga memudahkan pemerintah untuk memetakan orang di baliknya,” kata Faisal. (Res)