Tarumajaya–Di tengah karut-marutnya persoalan identitas, Batik Betawi made in Bekasi tampil menjadi penengah. Bukan saja dikagumi komunitas Betawi, produk UMKM Bekasi ini juga jadi unggulan Jawa Barat atau komunitas Sunda.
Adalah Seraci Batik Betawi, brand lokal yang namanya mencuat di dunia batik tulis. Bertempat di Kebon Kelapa Marunda RT 002/ RW 005 Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi, pabrik rumahan ini mampu menghasilkan beragam karya.
Seraci Batik Betawi menyuguhkan tema adat istiadat masyarakat Betawi di masa lalu yang dituangkan ke dalam motif Batik. Ragam hias Seraci Batik Betawi ini di antaranya motif Si Pitung Ngelancong, Motif Numbuk Padi, Motif Nderep, Motif Demprak, Motif Ngangon Kerbau, Motif Ondel-Ondel dan Motif Monas.
Selain memproduksi batik batik khas betawi, Seraci Batik Betawi membuka program Pelatihan Batik. UMKM ini memberi kesempatan kepada siapa saja yang hendak memperdalam pengetahuan tentang batik, baik secara teori maupun praktek langsung.
Perlu dilestarikan
Ernawati, pemilik usaha Seraci Batik Betawi mengatakan, batik betawi sudah menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia timur, seperti Lombok, Makassar dan Medan. “Pemasarannya hingga ke wilayah Jakarta yang dipasarkan ke sekolah, universitas hingga dharma wanita,” katanya.
Sejumlah ibu rumah tangga di kampung tersebut, kata dia, berprofesi sebagai penjahit dan pembuat motif batik guna menambah pemasukan suami setiap bulannya. “Biasanya, ibu rumah tangga di kampung ini lebih memilih membuat batik daripada berdiam diri menghabiskan waktu,” katanya.
Ketua Komunitas Batik Banget Indonesia, Ismoyo W Bimo saat berkunjung ke Bekasi mengatakan, perajin batik merupakan seniman yang butuh perhatian dari berbagai pihak agar lebih maju. “Untuk itu harus dibukakan pasar yang luas. Batik di Tarumajaya ini sudah terkenal,” kata dia.
Runner Up 1 Putri Batik Nusantara 2011, Mia Ismi Halida, pada penghujung tahun 2012 bahkan bertandang ke Tarumajaya. “Mencari batik Betawi itu susah. Batik di Tarumajaya sudah sepatutnya dilestarikan,” kata dia.
Mencari Jati Diri
Suwati Kartiwa, penulis banyak buku tentang budaya Indonesia, khususnya tekstil, dalam “Batik Betawi: Dalam Perspektif Budaya Kreatif” menjelaskan, unsur lingkungan alam Betawi sama dengan daerah pesisiran sehingga banyak batik pesisiran disukai di Betawi.
“Kemungkinan asal usul pemakai juga berasal dari berbagai daerah penghasil batik, mereka berkumpul dan tinggal lama di Betawi menyebarkan budaya mereka dalam bentuk tekstil,” tulisnya.
Rachmat Ruchiyat, peneliti budaya Betawi, pernah mengatakan, sebutan batik betawi mulai santer sejak ada ajang pemilihan Abang dan None Jakarta. “Untuk memperjelas tentang corak apa yang membedakan batik betawi dengan batik lain, harus ada kesepakatan dari masyarakat Betawi tentang corak, patron, motif dan sesuai dengan filosofi hidup masyarakat Betawi,” katanya.
Biranul Anas, pengajar Program Studi Kriya Tekstil, Fakultas Seni Rupa ITB, dalam makalahnya “Batik Betawi, Tinjuan Sejarah dan Kebudayaan”, menyebutkan, pembuatan batik betawi bertujuan menemukan identitas kebudayaan Betawi melalui pencorakan pada kain.
“Maka batik betawi merupakan produk seni yang bertolak dari aspirasi kultural suatu komunitas budaya tertentu,” tulisnya.
Guntur El-Mogas, Budayawan Bekasi mengatakan, Betawi bukan saja milik Jakarta. “Betawi itu ya termasuk daerah pinggiran Jakarta, termasuk Bekasi yang sekarang masuk wilayah Jabar. Nah, Betawi-nya Bekasi punya ciri sendiri. Bahasa Betawi Bekasi aja lain dari yang kebanyakan,” katanya.
Pernyataan Guntur ternyata dikuatkan oleh si empunya Seraci Batik, Ernawati. Dengan penuh tekanan primordial dia mengatakan, “Motif batik betawi lebih menggambarkan ciri khas daerah Bekasi, seperti mangon (gotong-royong), dana nandur (tanam mundur), dan rawa. Inilah ciri khas batik betawi,” katanya. (Res/*)