Berita  

Pilpres di Kota Bekasi, Siapa Bakal Menang?

Avatar photo

Perebutan suara pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 diprediksi akan berjalan menarik di Kota Bekasi. Dengan jumlah pemilih kurang lebih 1,8 juta, suara masyarakat Kota Bekasi cukup seksi untuk diperebutkan para kandidat pasangan calon presiden- calon wakil presiden (cawapres-cawapres).

Lalu siapa kira-kira yang bakal menjadi pemenang pada 14 Februari 2024 mendatang.

Jika mengacu jumlah dukungan partai politik berdasarkan banyak sedikitnya perolehan kursi di DPRD Kota Bekasi, maka pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran lebih berpotensi menang dibandingkan lawannya capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.

Sesuai perolehan kursi di DPRD Kota Bekasi, Prabowo-Gibran punya kursi di DPRD Kota Bekasi sebanyak 23 kursi. Rinciannya Gerindra 6 kursi, Golkar 8 kursi dan PAN 5 kursi dan Demokrat 4 kursi. Adapun partai pengusung lainnya seperti PSI, PBB, Gelora dan Partai Prima serta Garuda belum punya wakil di DPRD Kota Bekasi.

Sedangkan lawannya, Anies-Muhaimin hanya punya 13 kursi, 12 kursi dari PKS dan 1 kursi dari PKB. Sementara Nasdem sejak partai tersebut berdiri belum pernah menghuni DPRD Kota Bekasi.

Pasangan Ganjar-Mahfud juga punya perolehan kursi di DPRD Kota Bekasi yang tidak jauh beda dengan Anies-Muhaimin. Mereka punya 14 kursi, 12 dari PDI Perjuangan dan 2 dari PPP. Partai pengusung lainnya seperti Perindo dan Hanura tak punya raihan kursi di DPRD Kota Bekasi.

Selain dari sisi raihan kursi, dalam dua kali Pilpres yakni 2014 dan 2019, Prabowo Subianto selalu menang di Kota Bekasi. Artinya, potensi Prabowo bisa  menang di Kota Bekasi cukup terbuka dibanding dua kandidat lainnya.

Namun demikian, bukan berarti Prabowo-Gibran dengan serta merta bisa menang. Toh baik Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud juga tetap berpotensi menang.

Anies-Muhaimin misalnya, meski kekuatan jumlah kursi di DPRD Kota Bekasi hanya 13, akan tetapi mereka disokong PKS. Partai ini pada pemilu lalu berhasil menjadi pemenang di Kota Bekasi.

Dengan kata lain, faktor PKS harus dihitung betul. Sebab PKS nampak all out dalam pemenangan Anies-Muhaimin. Apalagi jika dibandingkan dengan Gerindra sebagai motor utama pasangan Prabowo-Gibran, jumlah raihan kursi PKS di DPRD Kota Bekasi dua kali lipat lebih banyak dari Gerindra.

Bahkan menariknya, pada pemilu 2019, PKS yang waktu itu ikut mengusung Prabowo sebagai capres justru mampu mengungguli perolehan suara Gerindra sebagai pengusung utama.

Artinya, suka tidak suka dibalik kemenangan Prabowo di Kota Bekasi pada Pemilu 2019 ada faktor PKS. Paling tidak sebagian pemilih Prabowo berasal dari konstituen PKS.

Dengan posisi, sekarang PKS mendukung Anies, maka pemilih Prabowo pada 2019 sebagian bergeser ke kubu Anies-Muhaimin.

Kabar baiknya bagi kubu Prabowo-Gibran, hilangnya PKS bisa ditutupi dengan adanya Golkar. Golkar yang pada pemilu lalu tidak ada dalam barisan sekarang berada dalam barisan.

Meski secara jumlah kursi di DPRD Kota Bekasi kalah dari PKS, 8 berbanding 12 kursi. Akan tetapi, dukungan dari Golkar setidaknya bisa menambal hilangnya suara Prabowo akibat ditinggal PKS meski tidak sepenuhnya.

Lantas bagaimana peluang pasangan Ganjar-Mahfud. Nampaknya potensi kemenangan pasangan ini justru tergolong paling kecil dibandingkan dengan Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.

Sederhananya, dalam dua kali pemilu yaitu 2014 dan 2019, Jokowi yang didukung PDI Perjuangan selalu kalah. Padahal, di pemilu 2014 PDI Perjuangan bisa menjadi pemenang pemilu. Dan di 2019 duduk di posisi kedua meskipun jumlah raihan kursinya sama dengan PKS.

Jika berkaca dari hasil tersebut, kemungkinan pasangan Ganjar-Mahfud meraih kemenangan akan berat sebab hanya didukung oleh pemilih PDI Perjuangan saja. Bahkan, para pemilih PDI Perjuangan di dua kali pemilu, justru berpeluang migrasi ke Prabowo-Gibran. Terutama pemilih PDI Perjuangan yang memilih partai tersebut karena melihat sosok atau figur Jokowi.

Selain itu, partai pengusung lain seperti PPP tidak bisa diharapkan mampu memberikan dampak kepada Ganjar-Mahfud. PPP yang mengusung Ganjar-Mahfud misalnya, lebih memilih mensosialisasikan figur Mahfud. Terlihat dari spanduk-spanduk kampanye calon legislatif PPP yang hanya memajang gambar Mahfud saja tanpa ada Ganjar.

Dari situ jelas, kedua partai ini tidak satu irama dalam memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud. PPP sendiri kabarnya tidak terlalu mementingkan hasil perolehan pilpres, mereka lebih sibuk berpikir meraup kursi sebanyak-banyaknya di DPRD Kota Bekasi.

Ditambah lagi Hanura dan Perindo jelas tidak bisa diharapkan mampu menolong suara Ganjar-Mahfud di Kota Bekasi. Bahkan, dua partai ini rasa-rasanya justru berharap efek Ganjar-Mahfud bisa mengerek perolehan suara mereka.

Melihat sejumlah variabel serta potensi masing-masing kandidat, tampaknya pasangan Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin paling berpotensi menorehkan kemenangan ketimbang Ganjar-Mahfud.

Persaingan perebutan suara akan berlangsung sengit antara Prabowo-Gibran vs Anies-Muhaimin. Kalau toh diantara keduanya ada yang muncul menjadi pemenang, selisihnya bisa dipastikan tipis alias ketat.

Tulisan ini merupakan opini yang ditulis Redaksi klikbekasi.co


*Foto: Gambar surat suara Pilpres 2024/Detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *