Site logo

Pengamat: Politik Balas Dendam Prabowo Itu Gaya Purba

Politik yang berbasis pada balas dendam atas kekalahan memperebutkan kekuasaan disebut sebagai politik yang digunakan pada zaman purba. Politik seperti itu pun membahayakan bangsa pada masa mendatang.

“Praktik menang dengan segala cara dan tak mau mengakui kekalahan adalah bentuk politik purba yang meniadakan hakikat berbangsa dan bernegara serta konstitusi kita,” kata Muradi, pengajar ilmu politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, belum lama ini.

Baca juga:  Hanura Kota Bekasi Buka Pendaftaran Calon Ketua DPC

Muradi kemudian memaparkan manuver politik koalisi partai politik pendukung Prabowo-Hatta untuk menyapu bersih kepemimpinan di parlemen, baik DPR maupun MPR. Bahkan, mengupayakan penggagalan pelantikan Jokowi-JK oleh MPR adalah bentuk politik balas dendam. Ia pun kemudian menyebut politik balas dendam itu picik dan merupakan ekspresi negatif yang tidak selaras dengan nilai-nilai budaya politik bangsa.

Lantaran politik itu tidak selaras dengan nilai-nilai budaya bangsa, Muradi menyebut bahwa Indonesia pada masa mendatang akan menghadapi situasi yang sulit jika hal seperti itu terus terjadi.

Baca juga:  Kecelakaan, Pengemudi Go-Jek Tewas di Jalan Siliwangi Bekasi

“Selama langkah politik negatif tersebut dipraktikkan, maka selama itu pula bangsa ini berada di situasi yang sulit,” lanjut Muradi.

Muradi mengingatkan, jika Koalisi Merah Putih ingin melakukan mekanisme kontrol terhadap pemerintahan Jokowi-JK, maka cara yang harus dilakukan sebaiknya sesuai trias politica. Sebagai informasi, trias politica merupakan hasil pemikiran John Locke mengenai adanya pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuannya agar pemerintahan dapat berjalan sesuai peran masing-masing.

Baca juga:  Rajin Studi Banding Luar Daerah, Badan Pengawas PDAM Tirta Bhagasasi Jadi Sorotan

“Bukan melakukan penjegalan atas nama manuver politik purba, apalagi secara terbuka melawan kehendak rakyat yang memilih calon anggota legislatif dan presidennya dengan kemenangan yang dilegitimasi oleh pilihan sadar rakyat,” tutup Muradi.(Res)

sumber: kompas.com

Comments

  • No comments yet.
  • Add a comment