Tensi politik di internal Golkar Kota Bekasi belum juga dingin usai Musyawarah Daerah (Musda). Masih mencari orang nomor dua setelah Rahmat Effendi.
Dalam Musda kemarin, Rahmat terpilih menjadi Ketua Golkar Bekasi periode 2016-2021–jabatan untuk ketiga kalinya di partai. Kini ia sibuk menyusun struktur kepengurusan.
Bagi Rahmat Effendi, tahapan ini sangat penting. Untuk itu ia memerlukan kejelian, kehati-hatian, dan kalkulasi yang matang. Salah memilih pengurus, masa depan partai adalah taruhannya.
“Belum juga selesai,” kata Rahmat Effendi kepada Klik Bekasi, Selasa (9/8/2016). (Baca juga: Dinasti Politik Rahmat Effendi)
Posisi sekretaris–atau orang nomor dua setelah ketua–paling menjadi pusat perhatian sekaligus incaran para kader Golkar. Untuk hal ini, Rahmat Effendi nampaknya tak mau gegabah.
Rahmat Effendi memilih merahasiakan nama yang akan mengisi posisi sekretaris. Ia juga enggan menjelaskan figur atau kriteria seperti apa yang dibutuhkannya.
Informasi yang kami himpun dari para kader Golkar, ada sejumlah nama yang digadang-gadang bisa menjadi ‘panglima’ Rahmat Effendi. Siapakah mereka?
Edi
Di Golkar, Edi merupakan salah satu rising star. Namanya ramai menjadi perbincangan usai terpilih menjadi anggota DPRD Kota Bekasi pada Pemilu Legislatif 2014.
Edi langsung didaulat oleh partai menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi. Sejak itu, Edi mendapatkan julukan baru di Golkar: anak kesayangan Rahmat Effendi!
Edi bahkan kerap ditenteng Rahmat Effendi dalam berbagai kesempatan. Entah saat acara partai atau acara-acara pemerintahan.

Konon, Edi merupakan salah satu orang yang dipersiapkan menjadi suksesor Rahmat Effendi kelak di Golkar. Menduduki jabatan sekretaris tentu bukan kejutan bagi para kader Golkar.
Peluang Edi cukup besar. Kelemahannya, yang mungkin membuat Rahmat Effendi menimbang-nimbang, hanya satu: ia masih tergolong hijau dalam politik.
Machrul Falak
Nama Machrul Falak sempat ramai menjelang perhelatan Musda Golkar. Ia hendak maju bertarung memperebutkan kursi nomor satu di Golkar melawan Rahmat Effendi.
Ketua Komisi C DPRD Kota Bekasi itu sudah melakukan konsolidasi yang masif, dan kabarnya sempat didukung mayoritas Ketua Pengurus Kecamatan Golkar di Kota Bekasi selaku pemegang hak suara dalam Musda.
Sayang, saat Musda digelar, Machrul tak jua muncul sebagai penantang. Ketua Pengurus Kecamatan Bekasi Utara itu malah berbaik arah mendukung Rahmat Effendi.

Manuver politik Machrul tidak bisa dianggap remeh. Gerakannya itu cukup menyita perhatian dalam tubuh internal Golkar. Rahmat Effendi pun mulai berhitung dengannya.
Peluang Machrul untuk menjadi orong nomor dua di Golkar terbuka. Sayangnya, niatan Machrul yang sempat ingin menjadi penantang menuai catatan tersendiri. Rahmat Effendi alergi dengan sikap Machrul itu.
Maryadi
Saat ini, Maryadi menjabat sebagai Ketua Pengurus Kecamatan Medan Satria. Ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Bekasi.
Maryadi berpotensi menjadi orang nomor dua Rahmat Effendi. Sebelum Musda, dialah satu-satunya kader yang berani tampil terang-terangan mendukung Rahmat Effendi.

Loyalitas Maryadi berhasil menarik simpati Rahmat Effendi. Sayangnya, beberapa kelompok di Golkar kurang sreg dengannya sehingga membikin Rahmat Effendi harus mengkalkulasi ulang.
Heri Budisusetyo
Menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Golkar Kota Bekasi pada periode sebelumnya, Heri Budisusetyo selalu disebut-sebut setiap kali ada wacana soal regenerasi kepemimpinan di dalam tubuh Golkar.
Oleh sebagian kalangan di internal Golkar yang kontra dengan Rahmat Effendi, Heri dijadikan semacam simbol perlawanan dinasti politik Rahmat Effendi.
Bahkan saat di pusat Golkar terbelah dua, Heri menjadi orang yang paling berpotensi menjadi ketua Golkar Kota Bekasi andaikan kubu Agung Laksono saat itu menang.
Berstatus sebagai anak mantan Bupati Bekasi, Suko Martono, Heri memiliki jejaring kuat dalam tubuh Golkar–khususnya di level pusat.

Kelebihan Heri, ia relatif bisa diterima berbagai kalangan di Golkar. Bagi kalangan muda Golkar, Heri dianggap representasi generasi muda–ia pernah menjadi Ketua KNP Kota Bekasi.
Sama seperti yang lain, Heri berpeluang menjadi orang nomor dua Rahmat Effendi. Satu hal yang menjadi kelemahannya: saat ini dia bukanlah anggota parlemen.
Rahmat Effendi butuh orang untuk mengatur ritme di parlemen–hal yang dulu sempat diemban Yakum, eks sekretaris DPD Golkar Kota Bekasi yang posisinya digantikan Abdul Hadi setelah mangkat.
Abdul Hadi
Sebagai Sekretaris Rahmat Effendi pada periode sebelumnya, nama Abdul Hadi tentu tidak bisa dihilangkan dari bursa orang nomor dua Rahmat Effendi.
Dari semua nama yang disebut, Abdul Hadi menjadi satu-satunya orang yang benar-benar pernah bekerja dengan Rahmat Effendi.
Sang ketua jelas tahu betul sejauh mana kapasitas seorang Abdul Hadi.

Kendati demikian, Abdul Hadi merupakan salah satu figur yang kurang disenangi dalam internal partai.
Banyak kader, terutama di tingkatan Pengurus Kecamatan, kurang suka dengan Abdul Hadi. Ini kemungkinan menjadi pertimbangan Rahmat Effendi untuk menggesernya.
Kompromi politik
Melihat dinamika yang terjadi sebelum dan sesudah Musda, penentuan poisi Sekretaris DPD Golkar Kota Bekasi tidak gampang–dan tentunya panas.
“Situasi di Golkar saat ini masih panas. Orang sebenarnya mulai bosan dengan Rahmat Effendi, yang sudah memimpin tiga kali,” kata sumber kami di internal Golkar.
Selain soal kenyamanan, kata sumber, faktor politis juga menjadi hal dominan yang mempengaruhi pengambilan keputusan Rahmat Effendi–yang saat ini menjabat wali kota Bekasi.
Orong nomor dua Rahmat Effendi kemungkinan merupakan bagian dari kompromi politik dalam tubuh internal partai.
Rahmat Effendi akan mengedepankan win win solution, untuk merangkul kelompok yang bersebrangan.
“Wacana regenerasi terus bunyi dalam Golkar. Ini akan jadi pertimbangan Rahmat Effendi. Perpecahan sangat dihindari di Golkar, terutama setelah di pusat sempat terbelah,” katanya.
Jika jalan itu yang diambil Rahmat Effendi, Heri Budisusetyo memiliki peluang lebih besar ketimbang yang lain.
Sayangnya, seperti didesas-desuskan para kader Golkar, Rahmat Effendi terlalu khawatir ada matahari kembar di partainya. (Ical)
Bagus juga promosi Golkar periode ini, padahal pengurusnya belum tersusun.
Apalagi nanti setelah personalianya lengkap !