Anak-anak Kota Bekasi harus menerima kenyataan pahit di tengah perayaan hari anak nasional. Pasalnya, kebutuhan mereka akan taman bermain belum bisa dipenuhi dengan baik oleh Pemkot Bekasi.
Demikian diungkapkan pengamat lingkungan, Sulistio Gemacita.
Menurutnya, sangat disayangkan sampai saat ini kebutuhan akan taman bermain anak yang represntatif masih belum bisa terpenuhi.
Padahal kata dia, sejak Pemkot Bekasi mencanangkan sebagai kota ramah anak semestinya hal itu segera diimbangi dengan pembuatan taman-taman bermain.
“Saat ini cuma ada hutan kota yang bisa dimanfaatkan anak-anak. Tapi bagi saya itu tidak layak, karena banyak orang dewasa yang lebih mendominasi,”kata dia, Kamis (23/7).
Kekurangan tempat bermain pada akhirnya kata dia, membuat anak-anak bermain di pusat-pusat perbelanjaan yang mana tidak baik untuk perkembangan anak-anak.
“Anak-anak kita dipaksa mengenal pusat-pusat perbelanjaan. Mengenal gaya hidup konsumtif, ini tentu tidak baik bagi perkembangan mereka,” kata dia.
Fakta yang ada kata dia, sekaligus menunjukan bahwa ada yang salah dalam desain perencanaan kota.
“Sudah jelas kota ini dibangun untuk memuaskan hasrat para pemegang kapital. Kota ini dibangun bukan untuk masyarakatnya terutama anak-anak. Tapi kota ini dibangun untuk para pengusaha, para cukong dan konglomerasi,” kata dia, geram.
Karenanya, ia menyarankan agar Pemkot Bekasi melakukan revisi terhadap tata ruang wilayah.
“Sebelum terlanjur, lebih baik kita rubah rencana pembangunan kota ini. Kita tata ulang lagi, kita buat kota ini lebih layak anak dan memanusiakan manusia,” tandasnya.
Toh menurutnya, daerah lain sudah mencoba melakukan hal itu. Seperti Surabaya dan Bandung.
“Surabaya dan Bandung terus berbenah membangun taman-taman baru untuk masyarakat. Sementara di Bekasi, mal, apartemen, perumahan terus tumbuh,” pungkasnya. (Ical)