Berita  

Mengaku Ikuti Nabi Baru, Ini SMS Asri ‘Gafatar Bekasi’ kepada Suaminya

Avatar photo

Kepada Irvan Mardianto (35), suaminya, Asri Pertiwi mengakui bahwa dirinya mengikuti ajaran nabi baru. Anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) itu mengajak Irvan agar ikut dengannya ke ‘jalan yang benar’.

“Saya bujuk agar ia kembali ke rumah, ia tidak mau,” kata Irvan di rumahnya di Jalan Dasa Dharma Raya, RT 04 RW 07, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Rabu (13/1/2016).

“Saya pancing ingin masuk Gafatar, ia bilang harus menyampaikan dulu kepada orang yang disebutnya Imam. Saya sengaja bilang seperti itu agar saya bisa bertemu dengannya,” kata Irvan.

Dalam SMS terakhir yang diterimanya, Asri mengatakan terang-terangan.

“Sudah telat, yah. Lagi pula ayah tidak akan terima dengan keadaan bunda. Bunda sudah terangkan sama ayah soal keyakinan bunda. Bunda itu pengikut nabi yang baru.

Bunda mencoba menjadi hamba Allah yang baik… berjalan sesuai kitab-kitab-Nya.

Ayah tidak mendengarkan soal itu. Ayah menentang. Istrinya sendiri dianggap sesat tanpa diberikan kesempatan menjelaskan dengan benar.

Bunda ingin ajak ayah ke jalan yang benar…”

(Baca: Siapa Ahmad Moshaddeq, Pendiri Gafatar yang Dianggap Nabi?)

Diberitakan sebelumnya, Irvan melapor ke Polresta Bekasi Kabupaten pada Rabu (6/1/2016). Menurutnya, sang istri hilang sejak 28 Desember 2015.

Irvan menceritakan, pada Senin (28/12/2015) pagi, sang istri minta diantarkan ke temannya bernama Sherly di daerah Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

“Sherly baru lahiran, jadi istri saya ingin menjenguk. Dua anak saya ikut,” kata Irvan.

Karena harus bekerja, Irvan pun pamit dan berjanji akan menjemput istrinya pada malam hari usai pulang kerja. Pukul 20.00, Irvan memenuhi janjinya.

“Sherly bilang, istri dan kedua anak saya sudah pamit sekitar pukul setengah dua siang. Saya langsung menghubungi ponselnya, tapi sudah tidak aktif,” ungkap Irvan.

Beberapa hari kemudian, ponsel sang istri aktif. Namun, setiap kali Irvan menghubungi, istrinya tidak mau mengangkat ponselnya. Mereka hanya berkomunikasi via SMS.

“Tapi sekarang sudah tidak bisa berkomunikasi sama sekali. Ponselnya tidak aktif lagi,” kata Irvan. (KBC-K1/Res)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *