Berita  

Kapolri: Teroris Bekasi Dapat Dana Langsung dari Suriah

Avatar photo

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyebut terduga teroris yang ditangkap Densus 88 pada Jumat (15/1/2016) merupakan jaringan penting Islam State atau ISIS di Asia Tenggara. Kelompok dari Bekasi mendapatkan langsung dari Suriah untuk melakukan ‘operasi’.

Kelompok Bekasi dipimpin oleh Hendro Fernando alias Edo Aliando yang ditangkap di Jalan Topas Raya Nomor 17 RT 01 RW 39, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, sekira pukul 13.00. Di kontrakan Hendro, Densus menyita 9 pucuk senjata api.

Kelompok kedua terkait kasus senjata api. Mereka rencananya melakukan amaliah (aksi) serta dukungan terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso. Tokohnya adalah Hendro Fernando alias FS alias AJ alias JT.

“Dia ini menerima transfer dana sebanyak Rp 1 miliar dari beberapa kali pengiriman. Dana dikirimkan oleh tokoh teror Indonesia yang sudah ada di Suriah, Bahrum Syah,” kata Badrodin dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (22/1/2016) lalu.

Menurut Badrodin, Hendro bukanlah bagian dari kelompok yang melakukan teror bom dan penembakan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1/2016). Hendro bertugas mengelola dana dari Suriah, kemudian membagi-baginya untuk gerakan teror.

“Kelompok kedua terkait kasus senjata api. Mereka rencananya melakukan amaliah (aksi) serta dukungan terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso. Tokohnya adalah Hendro Fernando,” ungkap Badrodin.

(Baca: Rekam Jejak Hendro Fernando, dari Bekasi hingga Suriah)

Sebelumnya, kami menulis, Independen Strategy and Intelligence Study Group (disingkat juga ISIS), organisasi yang konsen membedah jaringan terorisme, pernah membahas Hendro Fernando secara khusus dalam akun Twitter resminya di @IISIStudyGroup pada 30 November 2015.

Organisasi yang diisi oleh para pensiunan anggota militer Amerika Serikat itu mencuit sebanyak lima kali. Cuitan pertama dibuka dengan kalimat, “Remember the name Hendro Fernando.”

Menurut ISIS Study Group, Hendro merupakan anggota FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam) yang menghubungkan MIT (Mujahidin Indonesia Timur) dengan Anshar Khilafah Philippines. FAKSI sendiri sudah secara terang-terangan berbaiat kepada ISIS.

Cuitan kedua menyebut Hendro merupakan menantu Hasyim Abdullah, yang merupakan asisten Abu Bakar Ba’asyir–pendiri JAT. Pimpinan MIT sendiri, Santoso, ialah mantan pimpinan JAT cabang Poso.

Ba’asyir divonis 15 tahun penjara pada 2011 karena dinyatakan terbukti menjadi perencana dan penyandang dana bagi pelatihan kelompok bersenjata di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh, pada 2010.

Cuitan ketiga menyebut FAKSI telah bertemu dengan juru bicara resmi ISIS, Abu Muhammad al-Adnani, tahun 2014.

Cuitan keempat menyebut Hendro telah mengirim sejumlah dana kepada Anshar Khilafah Philippines melalui istri Sucipto Ibrahim Ali bernama Raida Alsree.

Sucipto merupakan pembuat bom dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang memiliki relasi langsung dengan ISIS. Militer Filipina mengabarkan Sucipto tewas dalam sebuah operasi serangan di sana pada November 2015.

Cuitan kelima menegaskan jika Hendro punya pengaruh di FAKSI karena kedekatannya dengan Hasyim Abdullah yang merupakan orang dekat Ba’syir. (KBC-K1/Res)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *