Bermula dari hobi bermain airsoft gun, Arie Setya Yudha mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta berhasil merintis bisnis seragam militer. Desain seragam militer karyanya mulai dipakai oleh salah satu unit kepolisian dan TNI.
Tidak hanya pasar domestik, bisnisnya juga mulai merambah pasar internasional. Untuk memasarkan produknya, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fisipol angkatan 2008 ini melakukannya secara online.
“Awalnya dari hobi main airsoft gun. Kalau mau beli seragam yang dijual di pasaran sangat mahal,” kata Arie memulai cerita di kampus UGM.
Menurutnya uang sebesar Rp 280.000 dibelikan bahan di pasaran, kemudian dijahit di tukang jahit. Ongkos lebih murah dibandingkan membeli jadi.
“Setelah jadi itu saya coba menjual melalui internet atau online. Ternyata banyak yang senang dan memesan,” katanya.
Banyak pembeli yang merasa cocok dengan desain dan ukuran produknya. Produknya tak hanya diminati di pasar lokal saja, namun juga pasar ekspor.
“Dari pasar domestik, salah satu unit di Polri yakni tim Gegana Brimob Polri mempercayakan desain seragam taktis kepada saya. Mereka cocok dan harga juga bersaing dengan produk lain,” katanya.
Mulai semester III, Arie mendirikan PT Molay Satrya Indonesia yang bergerak di bidang pengadaan, desain, dan pembuatan perlengkapan taktis terutama seragam militer. Selain dari kepolisian, produknya juga diminati TNI, yaitu salah satunya TNI AL dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) Marinir.
Menurutnya, saat ini produk Molay mulai dari seragam, rompi, topi dan tas sudah merambah di luar negeri seperti AS, Kanada, Austria, Vietnam, Jerman, Italia dan Arab. Setiap bulan kurang lebih 200 stel pakaian berhasil mereka produksi.
“Ini masih jauh dari permintaan yang bisa mencapai lebih dari 500 stel,” katanya.
Omzet per bulannya sekarang mencapai Rp 180 juta. Saat ini dia juga sudah dibantu 17 karyawan dengan 10 staf dan 7 bagian produksi.
“Soal kualitas dan harganya bisa bersaing dengan produk luar. Itu salah satu kuncinya,” katanya.
Dalam memasarkan produknya, dia lebih banyak menggunakan basis internet atau online, sekitar 80% baik promosi, mencari bahan baku hingga pemasaran. Dia mencontohkan sebuah rompi, bila dipakai tidak terlalu panas sehingga nyaman bagi pemakainya.
sumber: detik.com