Prihatin terhadap minimnya tempat penyimpanan bahan baku pembuatan jamu atau ekstrak jamu yang dimiliki Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia mengirimkan 100 tong tempat penyimpanan ekstrak jamu berukuran 25 kg, berikut penutupnya, Selasa (1/12).
“Dukungan terhadap produsen jamu diberbagai daerah terus kami lakukan. Ini sebagai tanggungjawab moril dan kepedulian kami terhadap pengusaha kecil agar usaha jamu yang mereka geluti dapat terus berkembang dan meningkatkan daya saing di pasar,” kata Ketua Umum GP Jamu Indonesia, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, kepada wartawan.
Ia mengungkapkan, bahwa pemberian tempat penyimpanan ekstrak jamu tersebut agar daya tahan penyimpanan lebih lama dan tidak mudah terkontaminasi.
“Di Sukoharjo, Kojai itu terkenal dengan produksi jamu tradisionalnya. Di sana ada sekitar 112 pengusaha kecil yang tergabung didalamnya. Oleh karena itu, sebagai bentuk dukungan kami, DPP GP Jamu memberikan bantuan sebanyak 100 tong penyimpan ekstrak jamu berkapasitas 25 kilogram, dilengkapi dengan penutupnya. Sehingga jamu yang tersimpan tak mudah terkontaminasi,” kata Ranny.
Menurutnya, produktivitas jamu di Sukoharjo terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Apalagi Sukoharjo terkenal dengan produk jamu tradisionalnya.
Ditambah, sebagian besar masyarakat mencari nafkah dari usaha jamu. Sedikitnya, dari data yang ada, terdapat 16 desa yang mayoritas warganya memproduksi jamu.
Hanya saja, mayoritas mereka adalah pengusaha kecil berbasis home industri. Sehingga agar produknya mendapatkan jaminan, mereka bergabung di dalam koperasi tersebut.
Di koperasi itu, ujar dia, omset penjualan mencapai ratusan juta rupiah setiap harinya, produk-produknya sudah dikirim ke berbagai daerah di nusantara Indonesia.
“Kami ingin usaha-usaha kecil itu terus berkembang, dan semakin besar,” katanya.
Ia berharap, dengan bantuan tersebut, Kojai mampu meningkatkan produksi jamunya. Bahkan, bisa bersaing dengan obat-obatan konvensional buatan pabrik. Soalnya, kata dia, pemerintah tengah gencar mengkampanyekan jamu baik di dalam maupun luar negeri.
“Jamu itu produk asli Indonesia, itu adalah kebanggaan Indonesia. Ini harus dilestarikan, bahkan harus bersaing di dunia internasional,” tutupnya. (Lam)