Cerita memilukan datang dari Desa Karang Haur, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Seorang perempuan, Kayah (30), melahirkan anak keduanya di sebuah gubuk reot di pinggir sawah.
“Belum sebulan ini istri saya melahirkan. Yang membantu seorang bidan desa Karang Jaya. Ia tidak mau dibayar,” kata Sata (36), suami Kayah yang berprofesi sebagai tukang becak. Becak itu, kata Sata, bukan miliknya. Ia setiap hari mesti membayar setoran Rp 5.000.
“Saya bersyukur ada seorang bidan yang rajin menengok istri saya. Saya tentu tidak mampu membayar bidan, apalagi membawa ke rumah sakit,” kata Sata, Rabu (14/10/2015) saat ditemui di gubuknya.
Dari bidan itulah, informasi mengenai cerita getir hidup Kayah dan Sata menyebar luas. Seorang demi seorang mulai mengunjungi gubuk reot milik mereka yang terletak di dekat rumah Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin itu.
Kepala desa setempat, karang taruna dan sejumlah lembaga swadasa masyarakat, berinisiatif membangunkan rumah sementara untuk keluarga Kayah dan Sata di Kampung Pulopipisan, Desa Karang Jaya, Kecamatan Pebayuran.
“Saya sangat berterima kasih atas bantuan ini. Mereka masih peduli dengan kami,” kata Kayah.
Ketua Karang Taruna Desa Karang Jaya, Suburdi, membenarkan kisah Kayah dan Sata. “Kami bangunkan rumah sementara untuk Kayah dan Saya di atas tanah milik negara. Kepala desa yang menjamin,” kata Suburdi. (Res)