Site logo

Bekasi 20 Tahun: Korupsi Ada di Sekitar Rumah Kita

Bekasi di usia 20 tahun adalah sebuah kota yang paling pesat pembangunannya di sekitar Jakarta. Sayang, kota ini penuh dengan skandal korupsi yang mengerikan.

Mari kita berbicara hal yang paling prinsipil bagi masyarakat perkotaan: rumah atau tempat tinggal. Karena rumah adalah tempat kita bertolak dan pulang dari bekerja.

Dengan jumlah penduduk hampir 3 juta orang, Kota Bekasi teramat sibuk. Setiap pagi, warga Bekasi keluar rumah lalu memadati jalan raya, stasiun dan terminal untuk bersiap bekerja ke Jakarta.

Bekasi adalah tempat bermukim yang terbaik di antara yang terburuk bagi warga komuter. Ia menyediakan kemudahan akses dan berada di titik paling strategis–antara Jawa Barat dan Jakarta.

Tak terbantahkan lagi, Kota Bekasi menjadi primadona para investor properti. Terhitung sejak 1997 sampai sekarang, ada sekitar 200 lebih perumahan yang berdiri di Kota Bekasi.

Gelombang properti terjadi pascakrisis ketika Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional tak lagi mampu mamasok kebutuhan rumah–sebuah kondisi yang menguntungkan swasta.

Dalam kurun dua dasawarsa, Bekasi yang dulu penuh rawa-rawa kini telah banyak berubah: perumahan memadati setiap celah ruang, juga tempat perbelanjaan, hotel, dan kantong-kantong industri.

Para pemain properti kelas kakap bahkan membangun kota di dalam kota. Mereka menyediakan apa saja yang dibutuhkan penghuninya: rumah bagus, mal megah, apartemen mewah dan pusat perkantoran.

Di jantung kota, sedikitnya ada 13 mal besar dan puluhan hotel berbintang. Dalam beberapa tahun ke depan, 20 lebih apartemen siap dipasarkan.

Dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah Rp 5,3 triliun lebih tahun 2017, Kota Bekasi berusaha membangun infrastruktur perkotaan yang memadai.

Saban tahun, ratusan miliar rupiah digelontorkan pemerintah untuk bersolek diri: memperbaiki jalan raya, drainase, sampai membikin tampungan air penangkal banjir.

Ada yang tidak beres

Setiap jengkal tanah di Kota Bekasi tentu sangatlah berarti. Sampai-sampai tanah yang seharusnya berfungsi untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos fasum) disikat juga.

Ada ratusan bidang tanah fasos fasum di banyak perumahan yang hilang dan tidak bisa dipertanggung jawabkan keberadaannya hingga sekarang. Jika diuangkan, nilainya mencapai ratusan miliar.

Masyarakat harus menanggung akibatnya ketika tanah tersebut–umpanya untuk ruang terbuka hijau atau resapan air–digunakan untuk membangun area perumahan. Banjir pun tak terelakkan.

Baik. Pemerintah mungkin menenangkan begini: kita akan mengatasi banjir dengan membangun ini dan itu. Tapi tahukan Anda bahwa di dalam proyek pengentasan banjir pun terjadi kecurangan?

Pembangunan tampungan air di Perumnas III, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, adalah contoh paling riil tentang bagaimana banalnya praktik korupsi anggaran banjir.

Proyek tahun 2014 senilai miliaran rupiah ini—yang sampai sekarang masih berlangsung–sedari awal sudah dimonopoli untuk menentukan siapa pemenangnya. Dan, di perjalanan, anggarannya pun dimanipulasi.

Begitulah hasil laporan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Kota Bekasi.

Praktik korupsi yang dilakukan para pemegang kebijakan secara langsung maupun tidak jelas telah merugikan dan menghilangkan hak-hak masyarakat.

Di Perumahan Bekasi Timur Regency, sejumlah pejabat malah dipenjara karena menjual tanah permakaman umum. Tanah seluas 1 hektar lebih itu dibangun perumahan, lalu dipasarkan.

Barangkali di antara kita banyak yang tidak tahu bahwa pengembang properti berkewajiban memberikan 2 persen lahannya untuk permakaman umum.

Atau ini: sesuai undang-undang, setiap pengembang hunian mewah wajib membangun hunian berimbang dengan perbandingan 1 rumah mewah harus diimbangi 2 rumah menengah dan 3 rumah sederhana. Lokasinya bisa di satu hamparan atau lain tempat di satu kota.

Begitu pun apartemen. Setiap pengembang yang menyediakan apartemen komersial sekurang-kurangnya harus menyediakan 20% dari total luasan lantai untuk rumah susun sederhana.

Apakah aturan tersebut dilaksanakan? Rasanya tidak.

Fakta-fakta itu telah membuka mata bahwa–di balik hiruk pikuk pembangunan Kota Bekasi–ada banyak hal yang tidak beres di sekitar rumah kita.

Redaksi

Baca arsip: # Korupsi di Kota Bekasi

Comments

  • No comments yet.
  • Add a comment
    Home
    Mulai Menulis
    News