Pengamat politik Emrus Sihombing memprediksi, arah politik Partai Golkar akan berubah jika terpilih ketua umum baru pengganti Aburizal Bakrie. Perebutan kursi ketua umum partai warisan Soeharto itu tentu akan sengit.
Hal itu terkait desakan digelarnya Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar untuk memilih ketua umum yang baru. Menurut Emrus, jika ketum baru bukan Aburizal, Golkar akan merapat ke koalisi Joko Widodo-Jusuf kalla.
“Partai Golkar, tanpa Ical (Aburuzal Bakrie), sudah pasti akan mendukung pemerintahan Jokowi-JK,” ujar Emrus, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/10/2014).
Menurut Emrus, secara tidak langsung kader Partai Golkar memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung salah satu kader seniornya, yaitu Jusuf Kalla, yang saat ini terpilih menjadi wakil presiden mendampingi presiden terpilih Joko Widodo.
Keinginan kuat kader-kader Golkar untuk mengembalikan kejayaan partai tersebut, kata Emrus, akan semakin kuat mengingat di bawah kepemimpinan Ical, Golkar gagal meraih target-target politik.
Beberapa kegagalan tersebut misalnya, gagal mendapatkan kursi presiden saat mencalonkan Ical dalam pemilu presiden dan tak target kursi di DPR.
“Dengan berpaling ke koalisi Jokowi-JK, bukan tidak mungkin kader-kader Golkar yang memang berpotensi akan menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan,” kata Emrus.
Selama ini, kata Emrus, Golkar merupakan satu-satunya partai yang dinamikanya paling dinamis terkait siapa yang akan menjabat sebagai ketua umum. Berbeda dengan partai-partai lain yang masih dikuasai oleh tokoh-tokoh paling berpengaruh, seperti PDI-P dengan Megawati Soekarnoputri, Gerindra dengan Prabowo Subianto, dan Demokrat dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
Mengenai rencana Aburizal yang akan mencalonkan diri kembali, Emrus menngatakan, Golkar sebaiknya mengajukan kader-kader mudanya untuk naik ke pucuk pimpinan.
“Kalau Golkar mau maju, munculkan tokoh-tokoh muda, dalam Munas. Lebih cepat mendapat ketua umum baru, itu akan lebih baik,” kata Emrus.(Res)
sumber: kompas