Adnan Buyung Nasution, Selamat Jalan

Pengacara senior Adnan Buyung Nasution meninggal dunia pada 23 September 2015, sekitar pukul 10.15 WIB di ICCU Rumah sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Adnan meninggal di usia 81 tahun.

Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu sebelumnya mengalami gangguan jantung dan ginjal sehingga mesti menjalani perawatan.

Jenazahnya disemayamkan di rumah duka Poncol Lestari nomor 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta pada Kamis, 24 September 2015 pukul 08.00 (setelah salat Idul Adha).

Adnan Buyung Nasution, yang dilahirkan di Jakarta, 20 Juli 1934, merupakan salah-seorang pengacara senior paling dikenal di Indonesia.

Buyung yang kerap dipanggil “Abang” juga dikenal sebagai aktivis dan ikut mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

Pada tahun 2007-2009, Adnan Buyung menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (watimpres) bagian Hukum di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dikenal pula sebagai advokat “penuh warna”, pria berambut pirang ini lantang membela kaum minoritas tertindas seperti kelompok Ahmadiyah saat menjabat anggota watimpres, namun di sisi lain dia memicu kontroversi karena menjadi pengacara tersangka korupsi Anas Urbaningrum dan Gayus Tambunan.

Pilihannya mendampingi Jenderal (purnawirawan) Wiranto terkait kasus dugaan pelanggaran HAM di Timor Timur pada tahun 2000 juga sempat dipertanyakan para pegiat HAM.

Di masa Presiden Suharto berkuasa, Buyung dikenal sering membela para korban pelanggaran HAM.

Mendiang juga pernah diperkarakan dengan pasal contempt of court, “menghina pengadilan” saat tampil sebagai pembela HR Dharsono dalam kasus Tanjung Priok 1984.

Lepas dari berbagai kontroversinya, pengacara flamboyan Adnan Buyung Nasution adalah sahabat dan guru bagi para aktivis pembela HAM dan demokrasi Indonesia.

Selamat Jalan, Adnan Buyung Nasution

sumber: BBC

Tinggalkan komentar