Hari ini, Selasa, 28 Oktober 2014, adalah hari pertama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti datang ke kantornya. Pukul 07.00 WIB, ia sudah di kantor.
Menteri tamatan SMP ini berkenalan dengan para pegawai di kantornya. Ia juga blusukan ke ruangan-ruangan, naik-turun tangga, dan berlari ke sana kemari. Perempuan bertubuh langsing ini memang gesit.
Di sela-sela aktivitasnya, Susi menyempatkan ngobrol dengan para wartawan. Kami merangkumkan beberapa hal penting yang diucapkan Susi mengenai kelautan dan perikanan. Apa saja? Berikut ulasannya;
Susi mengatakan, dalam rapat pertamanya, ia belum berbicara mengenai program. Ia baru berkenalan dan menggali persoalan-persoalan di kementerian. Nah, yang menarik, ia mengatakan, “Kalau mau kerja sama kan harus kenal dulu.”
Ya, “kerja sama”. Dua patah kata ini mungkin sederhana, tapi sangat dalam maknanya dalam sebuah manajemen. Susi ingin para pegawainya tidak sekadar patuh, tapi bisa diajak kerja sama, agar segala perencanaan bisa diwujudkan dengan baik.
Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki lima dirjen dan tiga kepala bagian. Lima dirjen, yakni pengolahan dan pemasaran, budidaya, tangkap, pengawasan, dan kelautan. Adapun tiga kepala bagian yakni penelitian dan pengembangan, ESDM, dan karantina.
Nah, Susi tidak mau bagian-bagian tersebut menutup diri dengan yang lainnya. Harus berbagi pengetahuan. “Jadi, besok-besok, tidak ada lagi ya ini wilayah dirjen mana, ini wilayah dirjen siapa. Saya mau itu stop. Kita harus sharing knowledge. Agar hasilnya lebih baik,” kata Susi.
Meski baru sebatas perkenalan, namun Susi mengaku sudah menggali beberapa persoalan. Antara lain persoalan pada penangkapan ikan dan budidayanya, pencurian hasil laut di Indonesia dan proses pemasaran hasil laut.
Menurut Susi, sepintas, pegawai di kementerian sudah asyik diajak “buka-bukaan”. “Tadi sekilas saya bisa melihat bapak ibu di sini bisa diajak kerja sama semua. Kita ini tinggal menyesuaikan ritme kerja saja,” kata Susi.
Apa sebenarnya visi Susi sebagai menteri Kelautan dan Perikanan? Menurutnya, arah kebijakan jangka panjangnya adalah meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan berlandaskan hasil laut sendiri.
“Saya mau menyatukan data, seluruh dirjen-dirjen. Saya mau menginventarisir seluruh problem agar kita bisa segera membuat satu kebijakan jangka panjang. Kita akan membuat semua orang di perikanan dan kelautan untuk berpikir bisnis,” ujar dia.
Meski bukan seorang akademisi, Susi adalah praktisi ulung di bidang perikanan. Ia mengatakan punya prinsip kerja yang diyakini bisa membawa pada kesuksesan. Prinsip kerja tersebut adalah kerja cepat.
“Saya memang bukan pakar, bukan akademisi. Saya hanya ingin bekerja cepat. Cepat selesai, cepat berhasil dan bagus hasilnya,” kata Susi. (Res)
(Baca semua topik #SusiPudjiastuti)
syukron
Rabu, 29 Oktober 2014 at 00:41Saya dukung tante susi…maju terus pantang mundur…
eka ganda
Rabu, 29 Oktober 2014 at 07:04Memang utk supaya bisa maju, kita harus cepat tanggap dan langsung action. Dan jam bekerja yg lebih lama dari umum nya adalah hal yg baik yg merupakan awal dr kesuksesan. contoh bangsa jepang yg jam kerja nya lebih dr umumnya bangsa kita. sukses buat ibu Susi!
Syaiful
Rabu, 29 Oktober 2014 at 07:24Kerja nyata lebih penting daripada teori buktiin aja buk gak usah denger ocehan yg gak penting
Pramono
Rabu, 29 Oktober 2014 at 08:34Sarjana banyak tapi buat apa jika hanya sekedar kertas belaka , Profesor banyak tapi buat apa jika hanya pengakuan gelar belaka . Buat apa kepintaran yg hanya di ukur dari bicara bukan kerja ? Indonesia butuh orang yg bekerja bukan omdo , seperti Ibu Susi bicara secukupnya selebihnya bekerja . Dan itu sudah terbukti dan ada bukti nyatanya.Dia yg harusnya layak bergelar Profesor ..
novie vie
Rabu, 29 Oktober 2014 at 20:42pemikiran yg gemilang.. maju terus buuu.. i like it…pola pikir cerdas.. sy suka gaya ibu hehehhehe.. semangat buu.. tdk perlu mencela.. bagi yg mencela.. bukti sdh terbukti profesional kerja ibu susi.. hasil yg gemilang.. yg cemooh dah bisa menghasilkan begono lomm.. kalau lom mampu jgn bnyk cuapp,, bnyk orng yg tdk kelar sekolah bisa sukses.. pembuktian bukan ijazah yg membuktikan hasil kerja keras.. sukses sllu buu..maju teruss pantang mundurr… woww deh superwomen.. mantabbbb
Tri ST
Kamis, 30 Oktober 2014 at 06:24Lebih baik punya 5 karyawan lulusan SMA yg bisa kerjA nyata drpd punya 100 SARJANA yg hanya pinter ngomong dan teori tanpa bisa melakukannya.