Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ibarat magis dan selalu membuat wisatawan terpesona oleh keindahannya dan betah berlama-lama menghabiskan liburan.
Pemprov NTB tak mau menyia-nyiakan potensi tiga gili ini untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin. Jalan menuju Bangsal, pelabuhan penyeberangan menuju tiga gili terus menerus diperbaiki. Jarak tempuh semakin dipercepat dengan membuat jalan pintas dari Mataram-Senggigi dan Bangsal.
Ini merupakan jalan tercepat menuju Gili Air, Meno dan Trawangan dari Mataram, ibukota Provinsi NTB. Selain cepat, menyusuri pantai barat Pulau Lombok, wisatawan akan dibuai oleh indahnya pantai berpasir putih dan hijaunya pohon kelapa. Tak perlu terburu-buru menuju Bangsal. Pasalnya, keindahan pantai barat Lombok jangan sampai terlewatkan. Pantai di Lombok bisa dikatakan masih bersih atau belum tercemar.
Keindahan pantai di Lombok tak pelak membuat turis semakin tergila-gila untuk datang menikmatinya. Pantai di Gili Air, Meno dan Trawangan memberikan turis pilihan untuk berlibur di Lombok. Selain Lombok, Provinsi NTB memiliki Pulau Sumbawa. Biasanya wisatawan yang ingin berlibur di Lombok menginginkan destinasi wisata yang tidak terlalu jauh dari Kota Mataram namun memberikan kesan mendalam.
Persyaratan itu agaknya dipenuhi oleh trio gili ini. Saat ini ketiga gili tersebut identik dengan pariwisata Lombok. Keindahan bawah lautnya dan ramainya wisatawan dalam dan luar negeri memadati ketiga gili, apalagi musim liburan, menyebabkan nama Lombok perlahan-lahan semakin dikenal hingga ke mancanegara.
Menyeberang ke Gili Air, Meno, dan Trawangan pun semakin mudah. Dari Mataram, Anda bisa menyusuri pantai Batubolong, pantai Senggigi, pantai Malimbu. Inilah pantai-pantai yang selalu dicari wisatawan atau bisa dibilang “wajib” dikunjungi bila berada di Lombok.
Saat sore hari, menyusuri pantai barat Lombok sungguh menawan. Matahari mulai bergerak menuju peraduannya. Bagi Anda yang sudah terbiasa menikmati pantai Senggigi, siap-siaplah terpukau dengan pantai Malimbu. Jangan ragu untuk berhenti di sini dan merasakan keindahan pantai Malimbu. Abadikan kenangan ini dalam sebuah foto.
Keeksotisan pantai barat Lombok membuat perjalanan Anda menuju Bangsal terasa begitu cepat. Ciri memasuki Bangsal adalah melewati rumah-rumah penduduk dan berpapasan dengan cidomo, transportasi khas Lombok yang menggunakan kuda.
Ketenaran Lombok inilah yang membawa rombongan Burufly.com bersama lima pemenang kompetisi foto “Explore Indonesia” yakni Irvan Darmawan, Hadi Setia Darma, Afriandi, Tirta Subhakti Winata, dan Hendro Jap pada awal Juli 2013 diundang untuk melihat langsung pesona Gili Air, Meno, dan Trawangan.
Ternyata rombongan yang difasilitasi oleh HIS Tour & Travel rupanya tidak memilih menggunakan perahu dari pelabuhan Bangsal, tetapi mencarter perahu di pantai Kecinan. Untuk menuju pelabuhan Bangsal perlu waktu 15 menit lagi dari Kecinan.
Dari pantai Kecinan, Gili Air, Meno, dan Trawangan terlihat sangat jelas menawarkan keindahannya. Sewa perahu dari Kecinan sebesar Rp 800.000 untuk 25 orang dengan rute ke tiga gili (pp). Sembari menunggu perahu yang akan mengantarkan rombongan, kelima pemenang kompetisi foto tak henti-hentinya mengarahkan kamera mereka ke kerumunan anak-anak yang sedang mandi di pantai. Dengan riangnya anak-anak tersebut dipotret sembari berenang di pantai berpasir putih itu.
Dari pantai Kecinan menuju Gili Air cuma membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Ombak terlihat tenang dan perahu pun melaju menuju gili pertama yakni Gili Air. Panas terik matahari siang itu tak menyurutkan keingintahuan Irvan, Hadi, Afriandi, Tirta, dan Hendro untuk memotret obyek menarik di Gili Air. Kini, keberadaan cottage mulai tumbuh di sepanjang pantai, lalu lalang wisatawan dan perahu yang silih berganti merapat membawa para penyelam.
Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Gili Meno. Pengunjung Gili Meno tak sebanyak Gili Air dan Gili Trawangan. Namun memasuki Gili Meno, setelah 20 menit perjalanan dari Gili Air, rombongan dibuat kaget oleh ayunan gelombang sehingga membuat perahu terguncang.
Meskipun terus berusaha mencari tempat untuk menepi, namun gelombang makin lama justru bertambah hebat, sehingga terpaksa rencana bersandar di Meno dibatalkan. “Ombaknya besar. Kita langsung saja ke Trawangan,” kata pemandu rombongan, Surya Pratama.
Perahu pun diarahkan menuju Trawangan. Inilah gili yang bisa dibilang primadona pariwisata Lombok. Nama Trawangan tak lepas dari Lombok, juga sebaliknya. Ini dibuktikan dengan begitu padatnya perahu dan speed boat hilir mudik mengantarkan wisatawan. Tak hanya mengantarkan wisatawan dari daratan Pulau Lombok, speed boat ini juga melayani wisatawan dari Bali yang ingin ke Trawangan.
Setelah berlayar sekitar 20 menit dari Gili Meno, kembali perahu dibuat oleng oleh gelombang begitu mendekati pantai Trawangan. Dibutuhkan kepiawaian nakhoda perahu untuk membawa perahunya ke pinggir pantai. Gelombang yang cukup besar membuat rombongan harus bersabar menjejakkan kaki di Trawangan.
Kesulitan untuk menepi bisa dimaklumi, karena di pantai Trawangan dipenuhi perahu. Nakhoda berupaya untuk mencari celah untuk sandar di antara perahu-perahu itu di tengah ombak yang terus bergelora. “Ini lagi musim ramai kunjungan wisatawan. Jadi kita agak sulit untuk bisa berlabuh di pantai,” kata Surya.
Benar juga, Trawangan begitu ramai wisatawan. Bule-bule hilir mudik, wisatawan domestik ikut berbaur, cidomo dengan klakson khasnya juga tak kalah ramainya. Setiap restoran di Trawangan dipenuhi wisatawan untuk santap siang. Trawangan kini mulai ditata sebagai destinasi wisata kelas dunia. Penginapan mulai menjamur di sepanjang pantai timur. Kafe dan restoran turut berkembang seiring dengan mulai meningkatnya wisatawan yang datang.
Beragam aktivitas bisa diperoleh wisatawan di Trawangan. Kalau Anda ingin berkeliling pulau, sewalah sepeda dengan tarif Rp 20.000 hingga Rp 30.000. Atau menggunakan cidomo keliling pulau selama 45 menit dengan tarif Rp 125.000. Anda tidak perlu melakukan tawar menawar dengan kusir cidomo, karena tarif resmi sudah tertera. Kalau Anda suka snorkeling atau diving, tersedia instruktur diving di sini.
Tak terasa berlibur di Trawangan sepertinya begitu cepat. Idealnya menikmati suasana Trawangan butuh waktu sehari semalam. Siang hari ramai wisatawan beraktivitas, sedangkan malam hari, kafe-kafe di sepanjang pantai mulai “hidup”. Trawangan sepertinya tak pernah tidur, baik siang ataupun malam. Wisatawan pun tak mau kehilangan waktu sedikit pun untuk mereguk keindahan Trawangan.
Tanpa terasa, sore semakin mendekat. Rombongan Burufly.com bergegas menuju perahu untuk segera kembali ke pantai Kecinan. Sebelum perahu melaju ke arah Kecinan, Surya mengajak rombongan untuk snorkeling menikmati keindahan bawah laut Gili Meno. Wow… betapa indahnya. Pantaslah kalau wisatawan betah berlama-lama berlibur di trio gili di Pulau Lombok ini.
sumber: kompas.com