Aktivis Lingkungan Hidup, Sulistio mempertanyakan program pembuatan sumur resapan di Kota Bekasi yang dicanangkan oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi pada tahun 2015 ini.
Menurutnya, program yang menyedot anggaran hingga Rp820 juta sampai saat ini belum jelas keberadaanya.
“Titiknya di mana, jumlah sumurnya berapa. Sampai saat ini kami masyarakat belum tau soal itu semua. Disamping itu, BPLH tidak pernah mensosialisasikan program tersebut,” ujarnya, Selasa (20/10).
Semestinya, BPLH memberitahukan kepada masyarakat perihal program tersebut demi terpenuhnya aspek keterbukaan publik.
“Kalau gak diinformasikan mana pernah masyarakat tahu ada atau tidaknya sumur resapan tersebut. Bisa jadi laporannya ada tapi kegiatannya nihil,” kata dia.
Karenanya, untuk menghindari kecurigaan masyarakat, ia berharap BPLH segera melaporkan kegiatan pembuatan sumur resapan pada tahun 2015 ini.
“Sebaiknya dipublis ke masayrakat sudah sejauh mana program tersebut berjalan untuk mengindari prasangka,” tandansya.
Ia sendiri, pada dasarnya tidak mempersolakan program yang dicanangkan oleh BPLH. Apalagi dirinya merasa program tersebut sangat bagus sekali bagi lingkungan khususnya untuk menjaga kelestarian air serta mencegah banjir. Hanya saja ia ingin ada keterbukaan dari pihak Pemkot Bekasi.
“Programnya bagus sekali. Yang kemudian saya pertanyakan itu soal realisasinya. Soal informasi tentang program tersebut,” pungkasnya. (Ical)