Ruddy Gandakusumah bisa dikatakan ‘anak baik’. Sejak menjabat sebagai pejabat wali kota Bekasi, pejabat eselon II Pemprov Jabar tersebut, tak banyak ulah. Tapi mengapa keberadaanya seolah membuat resah.
Sebagai pejabat yang ditunjuk Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Ruddy bisa dikatakan berhasil dalam menyelenggarakan tugas yang diamanatkan kepadanya, terlepas tidak sepenuhnya memuaskan.
Sedikitnya, ada dua tugas yang wajib ia jalankan. Pertama memastikan penyelenggaraan pilkada serentak 2018 berjalan lancar. Kedua memastikan roda pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya.
Kedua tugas tersebut, sejauh ini dijalankan dengan baik. Penyelenggaraan Pilkada misalnya, baik Pilkada Kota Bekasi maupun Pilgub Jawa Barat terlaksana dengan baik tanpa ada masalah berarti di Kota Bekasi. Sedangkan roda pemerintahan, sampai saat ini berjalan normal sebagaimana mestinya.
Bahkan dengan kewenangan yang cukup luas selayaknya wali kota definitif seperti tercantum dalam Undang-undang Adminsitrasi Pemerintahan (UUAP), Ruddy sejauh ini lebih memilih menempuh langkah-langkah normatif.
Sudah kurang lebih empat bulan menjabat, Ruddy sama sekali tak melakukan mutasi pegawai.
Ruddy, juga tidak mengutak-atik kebijakan wali kota sebelumnya, misalnya kebijakan tentang kartu sehat yang masih tetap berlaku sampai detik ini.
Atau ini, membatalkan perizinan yang sudah dikeluarkan oleh pejabat sebelumnya.
Padahal, bisa saja Ruddy melakukan itu semua, sekalipun harus ada izin Kemendagri terlebih dahulu. Toh hal semacam itu bukan sesuatu yang sulit, di daerah lain pejabat kepala daerah banyak melakukannya.
Jika Ruddy ‘anak baik’ mengapa sepertinya banyak pihak resah sehingga ia terus didesak untuk mundur sebagai pejabat wali kota. Padahal tanpa dipaksa mundur, jabatanya akan berakhir juga saat kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2018 dilantik.
Apakah karena Ruddy ‘anak baik’ sehingga ia tak mau diajak untuk berbuat curang.
Atau sudah teramat bobrokah Kota Bekasi, sehingga tak mau kebobrokannya diketahui orang luar seperti Ruddy?
Redaksi Klik Bekasi (Editorial adalah opini redaksi)