Publik diminta untuk tidak terkecoh dengan rekaman suara yang beredar luas di media sosial belakangan ini yang dinarasikan seolah suara salah satu tokoh politik peserta Pilkada Kota Bekasi.
Pasalnya rekaman suara seseorang bisa dipastikan asli atau produk Artificial intelligence (AI) setelah dilakukan pengujian.
“Butuh pengujian apakah suara itu dihasilkan dari Agen Intelijen (AI) atau bukan,” kata Pakar telematika Abimanyu Wachjoehidjat, dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Jumat (22/11/2024).
Seperti yang diketahui, proyek AI di Indonesia sudah menyebar di lapisan masyarakat. Bahkan, hampir setiap aplikasi di genzet sudah diberikan aplikasi AI, maupun yang berbayar atau gratis.
Hanya saja, Abimanyu masih enggan trik melalukan pengujian kebenaran suara rekaman apakah dihasilkan AI atau benar ada orangnya. “Itu teknis,” ucapnya.
Meski demikian, Abimanyu memberikan pernyataan kalau pengujian itu dilakukan banyak hal. Sehingga, dibutuhkan seseorang yang benar-benar ahli di bidangnya. “Kalau bukan ahlinya yah tentu tidak bisa lah,” jelasnya.
Saat ini AI dimanfaatkan banyak pihak untuk membuat karikatur gambar, maupun suara yang dinilai bisa mirip dengan suara manusia pada aslinya. “Bukan hanya di Indonesia, AI sudah mendunia,” katanya.
Terpisah, Akademisi Unisma 45 Bekasi, Abdul Choir mengatakan, dalam kepentingan politik seharusnya bicara soal program dan gagasan. Sehingga, terhindar dari kampanye hitam. “Karena kalau sudah masuk kampanye hitam, dampaknya ke banyak pihak,” ujarnya.
Semisal, kata Choir, kampanye hitam di Pilkada Kota Bekasi sudah menyangkut privasi seseorang. “Kalau itu tidak terbukti, seseorang yang melakukan kampanye hitam bisa kena sanksi sosial bahkan sampai pidana karena dianggap pencemaran nama baik,” imbuhnya.
*Foto: Ilustrasi rekaman suara