Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Mitra Karya mengggelar diskusi tentang peran perempuan di panggung politik dengan mengambil tema ” Membangkitkan Spirit Perempuan dalam Ruang Lingkup Politik di Indonesia bertempat di NU Center El Said Kota Bekasi, Sabtu (14/3/2020).
Dalam kesempatan tersebut, hadir sejumlah narasumber diantaranya, Fuji Nur Pauziah selaku Bendahara Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri PMII) Jawa Barat, Khairunnisa Marzoeki, Komisioner Bawaslu Kota Bekasi serta Perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bekasi, Tetet Haryati.
Ketua Komisariat Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri PMII) Universitas Mitra Karya, Fauziah Handayani mengatakan, wacana keterwakilan perempuan dalam ranah politik menjadi bahasan cukup penting belakangan ini. Hal itu yang kemudian menjadi dasar PMII Universitas Mitra Karya menghelat diskusi.
“Dengan diskusi ini kami ingin melihat lebih gamblang sejuah mana posisi perempuan Indonesia di panggung politik,” kata dia.

Pada saat sesi diksui berlangsung
Bagi PMII sendiri, kehadiran perempuan di panggung politik menjadi penting. Sebab dengan begitu, perempuan diharapkan bisa menyampaikan aspirasi serta kepentingan perempuan yang selama ini dianggap kurang tersampaikan.
Tak ketinggalan PMII juga menyoroti penerapan peraturan kuota 30 persen untuk keterwakilan perempuan dalam penyelenggaraan pemilu legislatif.
“Aturan ini memang membuka ruang bagi kaum perempuan. Sehingga mulai banyak kita lihat perempuan terlibat aktif di politik. Tapi apakah benar-benar telah meningkatkan partisipasi kaum perempuan. Ataukah masih hanya pandangan semu belaka,” kata dia.
Sementara itu, Komisioner Bawaslu Kota Bekasi, Choirunnisa Marzoeki mengatakan, partisipasi perempuan dalam politik harus menjadi tanggung jawab bersama. Sebabnya, sekalipun telah dibuka ruangnya dalam politik dengan aturan keterwakilan perempuan sebesar 30 persen, perempuan masih saja susah untuk tampil di politik.
“Karena demokrasi dimulai dari tempat kita berada. Kuota 30 persen kursi yang disediakan untuk perempuan itu hanya sebatas dalam pencalegkan saja sedangkan di DPRD saja dibawah 30 persen artinya semua itu hanya pandangan semu ,” kata Choirunnisa Marzoeki.

Pera peserta foto bersama dengan para narasumber
Sedangkan Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender DPPA Kota Bekasi, Tetet Haryati mengatakan, agar perempuan lebih berperan dalam politik maka perlu adanya cara pembangunan gender.
“Kita terus edukasi kaum perempuan, kita sadarkan bahwa perempuan juga mampu diikutsertakan di berbagai bidang,” terangnya.
Bendahara Umum Kopri Jawa Barat, Fuji Nur Pauziah mengatakan, pentingnya saling membangun dan mensupport sesama perempuan serta meningkatkan intelektualitas kaum perempuan salah satunya dengan banyak membaca. Karena untuk menjadi pemimpin itu juga diperlukan wawasan yang menunjang
.
“Maka dari itu jika kita berpuas diri pada tahap ini, selanjutnya partisipasi serta pengadvokasian suara perempuan yang dinginkan tadi tidak akan terwujud. Dengan adanya dialog pada hari ini semoga membangun semangat perempuan indonesia khususnya perempuan yang berhimpun dalam tubuh PMII Kota Bekasi,” kata Fuji Nur Pauziah.(*)