Kebakaran hebat di Pasar Ramayana Cikarang atau Pasar Cikarang di Jalan RE Martadinata yang menghanguskan ratusan kios pedagang pada Kamis (1/10/2015) dinihari, disinyalir merupakan kesengajaan atau sabotase.
Dugaan tersebut muncul karena tahun depan Pemerintah Kabupaten Bekasi berencana merevitalisasi pasar yang berdiri sejak tahun 1993 itu pada tahun depan. Sejak tahun 2010, pemerintah gencar mewacanakan revitalisasi, karena kios yang berada di pasar tersebut belum sepenuhnya tertata rapi.
“Kami menduga kebakaran ini sengaja dibuat oleh pemerintah. Di banyak tempat, kalau mau direvitalisasi, pasti ada kebakaran,” kata Yono, salah satu pedagang yang kiosnya kebakaran, Jumat (2/10/2015) kepada klikbekasi.co.
(Baca: Kronologi Kebakaran Pasar Ramayana Cikarang)
Wakil Bupati Bekasi Rohim Mintaredja menyadari pandangan miring tersebut. Menurut Rohim, selama ini rencana revitalisasi belum berhasil direalisasikan karena pemerintah dan pedagang belum bersepakat.
Menurut Rohim, pedagang dan pemerintah belum bersepakat mengenai tempat penampungan sementara atau relokasi. Pedagang khawatir relokasi tersebut akan menurunkan penghasilan mereka, apalagi proses revitalisasi tidak sebentar.
“Bagaimana pun, pedagang di Pasar Cikarang merupakan warga Kabupaten Bekasi. Kita harus saling menghargai, sehingga revitalisasi tidak merugikan pedagang,” kata Rohim saat dikonfirmasi pada Jumat (2/10/2015).
(Baca: Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran Pasar Ramayana Cikarang)
Untuk menjawab teka-teki penyebab kebakaran, Rohim meminta pihak kepolisian bekerja semaksimal mungkin. Polisi, kata Rohim, harus mengungkap kasus ini agar masyarakat tidak bertanya-tanya apakah pasar tersebut kebakaran atau sengaja dibakar.
“Kebakaran atau sengaja dibakar? Biarkan polisi yang mengungkap penyebabnya,” kata Rohim. (Res)