Olahraga Harus Jadi Perhatian Pemerintah Kota Bekasi

Pembangunan Kota Bekasi yang sangat pesat dalam 20 tahun terakhir, khususnya dari sisi pembangunan fisik harus ditunjang dengan pembangunan sumber daya manusianya, salah satunya di bidang olahraga. Sudah saatnya olahraga menjadi perhatian Pemkot Bekasi.

Hal tesebut disampaikan oleh Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bekasi, Abdul Rosyad Irwan dalam acara Bincang Santai dengan tema “Dunia Olahraga Kota Bekasi” yang diadakan oleh Rukun Jurnalis Bekasi di Ruang Media Center Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, Jumat (17/11/2017).

Menurutnya, bagi sebuah daerah, olahraga menjadi salah satu bagian penting. Majunya olahraga di sebuah daerah akan bisa melambungkan nama daerah tersebut.

“Olahraga itu selalu bicara soal gengsi dan emosi. Jika sebuah daerah maju dalam bidang olahraganya, maka gengsi dan nama baik daerah akan terangkat. Begitu juga sebaliknya,” ujar pria yang akrab disapa Ian Rasyad, itu.

Lanjut, KONI Kota Bekasi, sebagai pihak yang memiliki tanggungjawab terhadap maju mundurnya olahraga Kota Bekasi khususnya olahraga prestasi berharap betul ada dukungan penuh dari Pemkot Bekasi. Terutama dari sisi finansial dan juga sarana dan prasarana.

“Tanpa dukungan finansial serta sarana dan prasarana sulit dapat tercapai prestasi di bidang olahraga. Kalau olagraga Kota Bekasi ingin maju, dua hal itu harus diperhatikan,” kata dia.

IMG-20171117-WA0036

Ia lantas menyindir Pemkot Bekasi yang berani mengucurkan dana hingga ratusan miliar untuk membangun beberapa gedung instansi vertikal seperti Kantor Imigrasi, Lembaga Pemasyarakatan dan juga Kepolisian ketimbang membangun sarana olahraga.

“Dari pada kita membangun kantor polisi, imigrasi mending kita bangun fasilitas olahraga untuk memajukan olahraga Kota Bekasi. Itu jauh lebih bermanfaat karena bisa dirasakan langsung manfaatnya. Dan siapapun yang membangun itu akan selalu dikenang,” sindir, Ian Rasyad.

Selain bicara olahraga dari sisi prestasi, ia juga menyinggung olahraga dari sisi masyarakat. Baginya, Pemkot Bekasi memiliki tanggungjawab untuk memfasilitasi masyarakat Kota Bekasi agar gemar berolahraga.

“Kalau masyarakat Kota Bekasi gemar berolahraga, maka masyarakat akan menjadi sehat. Jadi anggaran Pemkot Bekasi untuk Kartu Sehat bisa berkurang karena sudah jarang orang sakit. Tapi anggaran untuk itu tetap harus ada, karena pasti tetap saja ada orang sakit,” kata dia.

IMG-20171117-WA0026

Dirinya juga menambahkan, di bawah kepemimpinanya, KONI Kota Bekasi meiliki visi “Kota Bekasi Beprestasi Menuju Kota Industri Olahraga”. Ia lantas menjelaskan, tentang penjambaran visi tersebut. Menurutnya, KONI Kota Bekasi berkeinginan, bahwa di Kota Bekasi olahraga tidak hanya sekedar berprestasi saja, tapi memberikan keuntungan dari sisi finansial bagi daerah dan masyarakat.

“Ambil contoh Stadion Patriot Candrabhaga, saat ini stadion ini menggelar pertandingan liga satu dan liga dua. Bayangkan, berapa uang yang berputar di sana, misalnya dari suporter yang membeli makan dan minum dari pedagang kecil. Belum dari sewa stadion yang uangnya masuk ke kas daerah. Ini jelas akan memberi dampak ekonomi bagi Kota Bekasi. Bayangkan, kalau ada fasilitas-fasilitas olahraga lainnya. Olahraga kita akan maju karena tertunjang fasiltas, daerah juga untung dari sisi ekonomi,” terang Ian.

IMG-20171117-WA0042

Secara garis besar, keberpihakan Pemkot Bekasi terhadap olahraga masih kurang. Hanya saja, Pemkot Bekasi tertolong dengan keberadaan Stadion Patriot Candrabhaga yang seolah-olah menunjukan kalau Pemkot Bekasi punya perhatian di bidang olahraga.

“Padahal stadion patriot cuma bisa dimanfaatkan untuk beberapa cabang olahraga saja. Sepakbola dan atletik. Sementara olahraga lain tidak memiliki fasilitas yang memadahi. Voli, basket gedungnya sudah usang. Renang, futsal kita tidak punya sarananya,” tandasnya.

Apa yang dikemukakan oleh Ian Rasyad, tidak ditampik oleh Pemkot Bekasi. Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, Dadang Ginanjar membenarkan, bahwa saat ini program pembangunan sarana dan prasarana olahraga masih minim.

“Memang benar rencana Pemkot Bekasi untuk pembangunan sarana dan prasarana olahraga sedikit. Tapi itu tergantung dari pada Dinas Pemuda Olahraga Kota Bekasi. Kami Disperkimtan kan hanya pelaksana saja. Namun ke depan Disperkimtan siap untuk ikut memajukan olahraga Kota Bekasi dengan membangun fasilitas olahraga,” kata dia.

IMG-20171117-WA0034

Ia lantas, menjawab pertanyaan Ian Rasyad soal pembangunan gedung Polres, Imigrasi dan Lapas. Menurutnya, pembangunan gedung-gedung tersebut juga penting, sebab berkaitan dengan pelayanan publik kepada masyarakat.

“Dari dulu kantor imigrasi begitu-begitu saja, Polres juga. Jadi untuk mempermudah pelayanan publik kepada masyarakat Pemkot Bekasi menggelontorkan anggaran untuk membangun gedung-gedung tersebut,” tandasnya.

Kepala Bidang Olahraga Prestasi Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Bekasi, Heriyanto mengatakan, instansinya siap bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan di bidang olahraga untuk memajukan olahraga di Kota Bekasi.

“Kami siap untuk bersinergi dengan semua pihak yang berkaitan dengan olahraga untuk ikut memajukan olahraga Kota Bekasi,” kata dia.

Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi urusan olahraga dari daerah pemilihan Kota Bekasi dan Depok, Nuroji mengatakan, bahwa kondisi olahraga secara nasional memang memprihatinkan sekali.

“SEA Games Malaysia 2017 itu prestasi terburuk kita. Kita cuma dapat 191 medali, ini memprihatinkan sekali,” kata dia.

Ia lantas menceritakan bahwa pemerintah Indonesia hari ini kurang perhatian terhadap olahraga. Itu bisa dilihat dari turun drastisnya anggaran di sektor olahraga.

“Pemerintah cuma berpikir bangun-bangun jalan. Semua anggaran tersedot ke sana. Yang ada saat ini program olahraganya membangun lapangan desa. Bukannya membangun yang besar malah bangun yang kecil. Semestinya untuk membangun infrastruktur jangan mengorbankan urusan yang lain,” kritik Nuroji.

Nuroji juga khwatir dengan pelaksanaan Asian Games 2018 dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya. Ia takut Indonesia menjadi tuan rumah yang buruk di even olahraga antarnegara Asia itu.

“Sukses sebagai tuan rumah itu ada dua. Sukses prestasi dan sukses sebagai penyelenggara. Jangan sampai dua-duanya jeblok. Saat ini saja, anggaran yang sudah siap baru Rp 5 triliun. Sementara bercaka dari negara lain yang pernah jadi tuan rumah, mereka menyiapkan dana sampai Rp 20 triliun lebih,” tandasnya.

Untuk olahraga Kota Bekasi sendiri, sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Kota Bekasi dan Depok ia siap membantu membangun olahraga di Kota Bekasi salah satunya dengan membawa program-program olahraga di pusat ke Kota Bekasi.

“Intinya kita siap bersinergi dengan KONI dengan Pemkot Bekasi untuk urusan olahraga. Untuk tahun 2018 saja, saya mengajukan bantuan peralatan olahraga untuk KONI Kota Bekasi. Mudah-mudahan aspirasi itu bisa teralisasi,” ujarnya.

Jurnalis Senior, Yon Moeis mengatakan, Kota Bekasi memiliki potensi untuk mengembangkan olahraganya menjadi lebih baik lagi dan bahkan terdepan dibanding daerah lain.

“Potensi untuk maju dan berkembang ada. Kota Bekasi bisa. Tinggal sejauh mana mengelola potensi ini,” kata dia.

Yon sendiri, cukup prihatin ketika Kota Bekasi memiliki stadion megah seperti Patriot Candrabhaga namun di sisi lain tidak memiliki klub sepakbola.

“Stadion bagus tapi klub sepakbolanya gak punya. Ini saya sangat prihatin. Malah yang memanfaatkan klub dari luar kota, yang mereka dapat keuntungan luar biasa dari stadion tersebut. Sebutlah Persija, satu kali main, miliaran rupiah bisa mereka dapat dari stadion kita ini,” kata Yoen.

Untuk memajukan olahraga, tidak lepas dari keberpihakan seorang kepala daerah. Ia mengambil contoh Gubernur Sumsel, Alex Noordin, yang begitu getolnya di bidang olahraga.

“Alex Noordin sebentar lagi habis masa jabatanya. Tapi dia masih punya mimpi agar Sumsel bisa bikin even olahraga besar berskala internasional. Kalau olahraga Bekasi mau maju, kita butuh pemimpin seperti itu.

Jurnalis kata dia, juga memiliki peran untuk ikut mempengaruhi kebijkan di sisi olahraga. Berkaca di Italy kata dia, negara dipengaruhi oleh tiga pilar kekuatan. Politik, olahraga dan pers.

“Politik, olahraga dan pers di Italy saling menopang membangun Italy dan di satu sisi bisa saling jegal. Jurnalis di Kota Bekasi juga bisa seperti di Italy,” pungkasnya.

Diskusi sendiri dihadiri para pemangku kepentingan di bidang olahraga dan sejumlah elemen lain. Dipandu oleh Pengelola Situs Klik Bekasi, Ivan Faizal selaku moderator dan dua orang pembawa acara, Leny Kurniawati, Jurnalis Info Gading dan Gita.(Ical)

Tinggalkan komentar