Seperti kita ketahui kondisi yang tidak menentu dikarenakan maraknya pandemic virus corona (covid-19) ini menimbulkan banyak masalah di kalangan masyarakat. Bukan hanya di negara kita tetapi juga di seluruh dunia.
Covid -19 yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, ini mempunyai gejala utama demam dan batuk kering, sehingga menyebabkan masalah pernapasan, sangat membuat masyarakat dunia resah.
Orang yang mengalami demam lebih dari 37.8 celcius ini bisa membuat penderita merasa hangat, dingin, atau kedinginan. Sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, dan kehilangan kemampuan untuk membaui dan merasakan juga telah dilaporkan sebagai salah satu gejala terkena virus COVID-19.
Data terakhir pada Sabtu (9/5/2020) pukul 05.52 WIB ada sebanyak 13,112 kasus terkonfirmasi positif di Indonesia 9,675 dalam perawatan, 2,494 berhasil sembuh dan 943 meninggal dunia. Untuk sebaran kasus sembuh dari 34 Provinsi di Tanah Air, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 745, disusul Sulawesi Selatan 251, Jawa Timur sebanyak 215, Bali 195, Jawa Barat 184, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 2.494 orang.
Penyebaran virus yang luar biasa cepat baik dengan gejala ataupun orang tanpa gelaja (OTG) membuat kondisi yang sedemikian rupa berat dirasakan oleh masyarakat. Hampir di semua sektor atau bidang terkena imbasnya.
Mulai dari masalah pendidikan, di mana peserta didik berlakukan belajar online dari rumah, bahkan termasuk peniadaan Ujian Nsional di mana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Salah satu pokok penting dalam edaran ini adalah keputusan pembatalan ujian nasional (UN) Tahun 2020.
Masalah yang tak kalah pentingnya langkanya bahan logistik di pasaran, berkurangnya sarana transportasi yang beroperasi dikarenakan aturan PSBB di beberapa daerah, dan juga yang meresahkan masyarakat adalah banyaknya karyawan yang harus menerima nasibnya dirumahkan atau bahkan diberhentikan karena perusahaan tempatnya bekerja tak sanggup lagi melanjutkan operasionalnya.
Karyawan yang dirumahkan dengan gaji yang hanya 40%-50% pastinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sekeluarga, sedang mereka tetap harus makan dan kebutuhan lain seperti sekolah anak serta kebutuhan lainnya. Berdasarkan data Kemenaker per 20 April 2020, terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan kena PHK akibat terimbas pandemi covid-19 ini.
Adapun rinciannya, sektor formal 1.304.777 pekerja dirumahkan dari 43.690 perusahaan. sementara yang terkena PHK mencapai 241.431 orang dari 41.236 perusahaan. “Sektor informal juga terpukul karena kehilangan 538.385 pekerja yang terdampak dari 31.444 perusahaan atau UMKM.
Menghadapi pandemik global Covid-19, kita seyogyanya menumbuhkan sikap empati dan terus meningkatkan kepedulian satu sama lain serta saling bantu dalam mempertahankan hidup. sebagai orang timur khususnya Indonesia yang dikenal salah satu karakternya adalah peduli sesama dari kalangan berada, apalagi di bulan suci Ramadhan ini. Sikap membangun kepedulian social harusnya dapat kita aplikasikan dalam kondisi seperti ini. Tentunya yang mempunyai kelebihan rizki dapat membantu yang tidak seberuntung yang lainnya.
Kepedulian sosial yang harus dimiliki manusia satu dengan manusia lainnya, apalagi di bulan Ramadhan ini dan tambah musibah nasional yaitu pandemic Covid-19. Rosulullah Muhhamad SAW pun selalu mengajarkan kepada kita untuk perduli kepada sesama umat Allah SWT, dan bergotong royong saling membantu. Dan meringakan beban orang lain sangat dianjurkan Rosulullah SAW.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa merasa senang karena diselamatkan oleh Allah dari kesulitan hari kiamat, maka hendaklah ia menghilangkan kesusahan dari orang yang dalam kesukaran atau meninggalkan sesuatu yang ada padanya”
Dan kepedulian sosial dapat melatih kita agar peka terhadap lingkungan di sekitar kita. Kepedulian sosial adalah rasa ingin membantu kepada sesama manusia baik dalam bentuk materi maupun non materi Kepedulian social . mempunyai tujuan peduli dengan orang lain yaitu untuk meringankan kesusahan atau kesulitan orang lain agar orang tersebut dimudahkan dalam segala kesulitannya.
Kepedulian social yang kuat akan menimbulkan rasa empati yang mendalam. Sedang empati adalah keadaan mental yang membuat orang merasa dirinya dalam keadaan, perasaan, atau pikiran yang sama dengan orang lain. Empati dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari diri sendiri atas perasaan seseorang, lalu bertindak untuk membantunya.
Empati adalah saat kita menempatkan diri pada posisi orang tersebut dan berbagi kesedihan bersama. Empati adalah kemampuan untuk melihat situasi dari perspektif orang lain. Ini melibatkan sudut pandang, emosi, dan kesulitan yang dialami seseorang. Anda menempatkan diri pada posisi mereka dan merasakan apa yang mereka rasakan.
Jadi marilah kita menumbuhkan kepedulian social serta empati kita dalam kondisi di mana saudara-saudara kita yang terkena imbas Covid-19 di sekitar kita. Mulai dari menyisihkan rizki kita sekedang berbagi sembako, ikut serta dalam sumbangan pengadaan APD yang sangat dibutuhkan oleh dokter dan perawat di garda terdepan. Tanpa harus menampakkan bentuk bantuan kita sehingga tidak meninghilangkan harga diri orang yang kita bantu.
Karena pada dasarnya ketika kita menolong orang lain adalah hakikatnya kita menolong diri sendiri.
Penulis: Dr. Sarmini, S.Pd.,MM.Pd (Direktur Sekolah Islam Nabilah Batam/Dosen UNIBA, UIS dan Pasca Sarjana UT/ Ketua Yayasan Cita Bunda Batam)