Site logo

Kisah Perjalanan Persipasi Hingga Degradasi

Persipasi akhirnya terdegradasi dari Divisi Utama Liga Indonesia, kepastian itu didapat setelah Persires Kuningan berhasil meraih kemenangan pada partai pamungkas melawan Persika Karawang dengan skor 3-2, Sabtu (23/8) di kandang mereka sendiri.

Kemenangan Persires membuat tim asal Kuningan tersebut naik ke peringkat 5 dengan raihan 16 poin unggul selisih gol atas Persipon Pontianak yang masih akan menjalani satu pertandingan lagi. Sementara Persipasi sendiri ada di peringkat ke 7 atau peringkat dua terbawah dengan raihan 15 poin.

Andai saja pada laga terakhirnya Persires kalah atau minimal seri, maka Persipasi masih berhak berlaga di kompetisi kasta ke dua sepakbola Indonesia tersebut. Persipasi tidak perlu turun ke Liga Nusantara alias kompetisi kasta ke tiga sepakbola Indonesia.

Langkah Persipasi pada musim kompetisi kali ini memang tidak mudah, beragam kendala silih berganti menerpa klub yang diasuh Warta Kusuma tersebut. Redaksi www.klikbekasi.co mencoba merangkum kisah perjalanan tersebut.

Berikut ulasanya :

Gagal Main di Laga Perdana

Selesainya pembangunan tahap pertama Stadion Patriot Kota Bekasi memberikan angin sejuk bagi insan sepakbola Bekasi, tak terkecuali bagi Persipasi yang saat itu tengah bersiap mengarungi musim kompetisi. Apalagi sebelum memasuki liga, Persipasi sempat mencicipi rumput hijau Stadion Patriot yang sedianya dijadikan stadion kandang Laskar Patriot.

Namun tak disangka-sangka jelang laga pembuka 15 April 2014 melawan Persikab, Pemkot Bekasi selaku pemilik Stadion Patriot tidak memperbolehkan stadion tersebut digunakan oleh Persipasi. Pemkot Bekasi beralasan, stadion belum sepenuhnya sempurna dan layak untuk digunakan. Imbas dari larangan itu, Persipasi akhirnya batal memainkan laga perdananya.

Terkena Sanksi Pemotongan Poin dan Denda Puluhan Juta

Lantaran batal menggelar laga perdana, Komisi Disiplin (Komdis) menjatuhkan sanski ke Persipasi. Tidak tanggung-tanggung Laskar Patriot mendapat 3 sanski sekaligus. Pertama Persipasi terkena pemotongan 3 poin, kedua Persipasi dianggap kalah 0-3 atas Persikab, ketiga Persipasi harus membayar denda sebesar Rp 20 juta.

Andai saja Sanski itu tidak berlaku, bisa jadi Persipasi tidak terdegradasi. Sebab Persipasi bisa saja mendapat lebih dari 15 poin. Tapi semua sudah terjadi dan nasi sudah menjadi bubur.

Kisruh Menejemen

Kesulitan finansial yang dialami Persipasi Bekasi masih belum menemukan solusinya. Tak ayal, Ketua Umum Persipasi, Kartono Yulianto, pun terpaksa menjadi korbannya. Itu menyusul mosi tidak percaya yang terpaksa harus diutarakan tim pelatih dan para pemain Persipasi Bekasi. Kontan, PT Patriot Indonesia (PT PI) yang semula diurusi Kartono Yulianto, sudah tidak memiliki hak untuk mengurus klub berjuluk Laskar Patriot tersebut.

Persipasi pada akhirnya ditangani oleh Tim Penyelamat Persipasi. Tim tersebut dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan klub-klub internal Persipasi, Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI dan insan sepak bola di Kota Bekasi. Kemudian, disepakati dalam rapat pleno, di Kota Bekasi, 21-24 Mei 2014 silam.

Kesulitan Gaji Pemain

Persoalan gaji pemain masih saja membelit Persipasi, tak ayal hal tersebut membuat para pemain Persipasi angin-anginan. Bahkan pada awal Agustus, di saat Persipasi harus berjuang agar lepas dari zona degradasi, beberapa pemain Persipasi enggan datang ke tempat latihan.

Meski pada akhirnya para pemain tetap datang dan berjuang hingga laga terakhir grup 3 Divisi Liga Utama Liga Indonesia, toh pada akhirnya Persipasi harus terdegradasi, karena hanya mampu finis di urutan ke 7 atau nomor 2 terbawah dengan raihan 15 poin.  (Ical)

Comments

  • No comments yet.
  • Add a comment