Wabah virus corona (Covid-19) adalah bencana kemanusian yang mengguncang dunia. Hampir seluruh negara di belahan bumi terkena dampaknya, termasuk negara kita. Di Indonesia, wabah ini sudah menyebar masuk ke sejumlah kota termasuk Kota Bekasi yang kita cintai.
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang merupakan episentrum Covid-19, posisi Kota Bekasi jelas mengkhawatirkan. Apalagi, mayoritas masyarakat di kota ini setiap harinya beraktifitas di sana.
Kekhawatiran itu juga tidak berlebihan, setidaknya bila merujuk status Kota Bekasi per tanggal 22 Maret 2020, di mana Kota Bekasi masuk zona merah merah penyebaran Covid-19 di Jawa Barat.
Jumlah kasusnya juga tidak main-main, berdasarkan data resmi Pemkot Bekasi jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 81 orang dengan rincian, 56 orang proses pemantauan dan 25 orang selesai pemantauan. Sedang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 52 orang. Adapun rincianya 45 orang masih dirawat dan 7 orang pulang dan sehat. Sementara yang dinyatakan positif corona sebanyak 15 orang.
Melihat kondisi yang ada, maka sudah selayaknya Pemkot Bekasi mengambil sejumlah langkah cepat, cermat dan tepat. Sebab keberhasilan penanggulangan wabah corona tergantung betul pada pengambilan keputusan oleh pihak Pemkot Bekasi.
Sejauh ini, langkah-langkah yang telah Pemkot Bekasi ambil patut kita apresiasi. Misalnya, melakukan pembatasan terhadap sejumlah aktifitas yang berpotensi menjadi titik keramaian orang. Kemudian menyiapkan sejumlah rumah sakit rujukan untuk pasien corona hingga gencar mensosialisasikan bahaya corona kepada masyarakat.
Hanya saja, langkah yang ada belumlah cukup. Perlu ada langkah-langkah tambahan guna mencegah penyebaran corona. Salah satunya dengan menyediakan perangkat pencegahan corona untuk warga, mulai dari masker, hand sanitizer hingga desinfektan.
Saat ini, masyarakat butuh sekali perlengkapan tersebut. Sementara di lain sisi, perangkat yang ada sudah mulai langka dan kalau toh bisa didapat, harganya melonjak tinggi. Oleh karena itu, perlu Pemkot Bekasi segera membeli perangkat yang ada dan membagikannya gratis ke masyarakat.
Selain itu, Pemkot Bekasi juga perlu bergerak cepat bersiap melakukan simulasi mana kala pemerintah pusat mengambil kebijakan lockdown. Dengan antisipasi terjadinya lockdown, maka dari hari ini Pemkot Bekasi sudah harus berpikir untuk menyiapkan kebutuhan pangan bagi warganya.
Penyiapan kebutuhan akan pangan akan menjadi penting di tengah penerapan kebijakan lockdown, sebab pada situasi demikian sudah barang pasti seluruh aktifitas perdagangan mati total dan warga akan kesulitan mendapatkan pasokan pangan.
Dengan melihat semua kemungkinan bisa saja terjadi, maka langkah pertama yang harus sudah dilakukan bagi Pemkot Bekasi adalah mempersiapkan anggaran APBD Kota Bekasi.
Pemkot Bekasi harus segera pasang kuda-kuda. Mulai hari ini, semestinya anggaran sudah mulai dipergunakan untuk serangkaian kebutuhan terkait penanggulangan corona. Jangan sampai Pemkot Bekasi tidak bisa berbuat apa-apa ketika wabah corona kian merebak.
Selain Pemkot Bekasi, semua pihak juga harus ikut bersama-sama bekerja dalam penanggulangan wabah corona. Salah satu hal paling sederhana yakni dengan mengikuti setiap anjuran dan kebijakan yang Pemkot Bekasi ambil di tengah wabah corona. Misalnya dengan tidak melakukan aktifitas di luar rumah, mengurangi keramaian dan melakukan social discanting.
Sama halnya dengan para politisi, terutama yang ada di DPRD Kota Bekasi. Di tengah wabah ini, DPRD harus kompak ikut mensuport setiap kebijakan Pemkot Bekasi dalam menghadapi wabah corona. DPRD juga harus bisa meredam tensi politik untuk tidak membuat kegaduhan di tengah bencana yang tengah terjadi.
Bila semua elemen kerja bersama dalam mencegah wabah corona, mudah-mudahan musibah ini bisa kita hadapi. Semoga kita semua diberikan ketabahan, kesabaran dan keselamatan. Amin.
Oleh : Abdul Muin Hafied/Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Bekasi