Banyaknya apartemen berdiri di Kota Bekasi bisa mengancam ketersedian kandungan air tanah di Kota Bekasi. Demikian disampaikan anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi, Reynold Tambunan, belum lama ini.
Menurutnya, banyak warga yang tinggal di sekitar apartemen yang ada di Kota Bekasi, mulai kesulitan mendapatkan pasokan air tanah. Padahal sebelumnya warga tidak pernah kesulitan.
“Di Bekasi selatan misalnya warga mulai mengeluhkan susah mendapat air tanah. Mereka terpaksa memakai jet pam untuk bisa mendapatkan pasokan air memadahi. Kalau pakai pompa biasa mereka susah mendapatkan air,” kata politisi PDIP Kota Bekasi, Rabu (4/2).
Meski demikian, dirinya belum bisa menyebutkan apartemen mana saja yang saat ini mengakibatkan langkanya ketersedian air tanah. “Kita perlu kroscek langsung ke lapangan soal keluhan ini,” kata dia.
Atas adanya laporan tersebut, ia meminta kepada Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, untuk merespon keluhan masyarakat dan melakukan investigasi. Jika kemudian keberadaan apartemen mengakibatkan cadangan air tanah di Kota Bekasi menipis, ia meminta agar apartemen yang ada di Kota Bekasi tidak lagi menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air.
“Kalau riskan, lebih baik apartemen yang ada mengambil pasokan air dari PDAM. Saya pikir ini lebih bagus dan bisa membantu mendongkrak kas daerah,” kata dia.
Kepala BPLH Kota Bekasi, Dadang Hidayat mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menemukan ataupun mendengar keluhan semacam itu.
“Apartemen yang mana yang berakibat menyusutnya air tanah. Kami sendiri baru mendengar ini,” kata dia.
Meski begitu, Dadang mengatakan, pada dasarnya kandungan air tanah di Kota Bekasi sudah cukup mengkhawatirkan khususnya di beberapa daerah yang memang sudah masuk zona rawan. Seperti Bekasi Utara dan Medan Satria.
“Bekasi utara dan Medan Satria sudah tidak boleh memanfaatkan air tanah karena sudah masuk zona merah. Makanya kami sarankan warga disana memakai air dari PDAM,” tandasnya. (Ical)