Ini Pencitraan SBY: “Ideologi Saya Demokrasi yang Kuat dan Matang”

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, kemajuan dan kematangan demokrasi yang dicapai selama ini digunakan untuk mencapai kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu.

“Kesimpulan dari reformasi yang dijalankan saat ini adalah untuk mendorong demokrasi kita sebagai pelayan untuk kebutuhan masyarakat, bukan untuk kepentingan sejumlah elite tertentu,” kata Presiden saat membuka Bali Democracy Forum di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/10/2014), seperti dikutip Antara.

Kepala Negara mengatakan, ketika ada sebuah sistem politik menjadi elitis, mata rantai antara pembangunan politik, kemajuan sosial, ekonomi, dan juga partisipasi publik akan terputus.

“Sejak era reformasi berlangsung pada 1998, demokrasi Indonesia tumbuh semakin kuat. Sebagai salah seorang yang percaya pada demokrasi, saya bangga bisa menjadi salah satu bagian dari proses transformasi itu, baik sebagai jenderal, politisi, dan presiden keenam RI,” katanya.

“Demokrasi Indonesia saat ini terus maju dan berkembang, di samping apa yang sudah dicapai saat ini, sejumlah tantangan menunggu kita di masa mendatang. Bila kita bisa melalui tantangan ini, demokrasi Indonesia akan semakin kuat,” ujar SBY.

Presiden mengatakan, meski telah memiliki sejumlah capaian, dalam demokrasi Indonesia masih ada beberapa tantangan, antara lain kebebasan yang berlebihan, kampanye politik yang masih diwarnai dengan kampanye hitam, dan hal-hal lainnya.

“Ideologi saya adalah demokrasi yang kuat dan matang, ekonomi yang kuat dan juga komitmen yang kuat untuk melindungi lingkungan,” pungkas SBY.

Pernyataan SBY tersebut tentu bertolak belakang dengan sikapnya dan partainya dalam memuluskan UU Pilkada. Dalam rapat paripurna, jelas, Demokrat tidak berpihak kepada rakyat. Demokrat menginginkan kepala daerah dipilih DPRD, bukan rakyat. SBY dianggap bermain sandiwara terus-menerus oleh rakyat. (Res)

sumber: Antara

Tinggalkan komentar