Berita  

Heri Purnomo, Kesabaran Revolusioner di Jalur Politik

Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan, Heri Purnomo membuktikan bahwa berpolitik membutuhkan kesabaran alias tidak bisa instan. Buah kesabaran itulah yang pada akhirnya ia petik hari ini.

Kesabaran pria yang akrab disapa Bung Herpur itu bisa dilihat dari perjalanan karir politiknya. Ia yang pernah gagal pada Pileg 2014 pada akhirnya berhasil terpilih menjadi anggota DPRD Kota Bekasi di Pileg 2019 dari daerah pemilihan (Dapil) Pondokgede-Pondok Melati.

Heri Purnomo bersama konstituen

Selain pernah gagal dalam Pileg, Herpur juga merintis karir politiknya dari nol dari posisi paling bawah yakni sebagai Pengurus Anak Ranting atau kepengurusan tingkat RW.

Ia memulainya sejak tahun 1995 saat PDI Perjuangan masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada zaman Orde Baru.

“Waktu itu saya baru lulus SMA terus saya memilih masuk jadi anggota partai,” kata dia.

Berbagai peristiwa juga ia lalui sejak dirinya mulai meniti karir politik. Dari mulai Kerusuhan 27 Juli atau populer dengan istilah Kudatuli hingga bertansformasinya PDI menjadi PDI Perjuangan.

Heri Purnomo saat sosialisasi Pileg 2019 ke masyarakat

“Sehari sebelum peristiwa Kudatuli saya dan kawan-kawan dari Bekasi pergi untuk ikut mimbar bebas. Saat itu suasananya memang sudah mencekam,” kenangnya.

Memulai dari Pengurus Anak Ranting, sekarang Herpur sudah dua kali menjadi pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi. Pertama periode tahun 2015-2020 dan yang kedua atau sekarang yakni periode 2020-2025.

Sebagai anggota dewan, partai lantas menunjuk Herpur sebagai Sekretaris Fraksi DPC PDI Perjuangan DPRD Kota Bekasi dan juga anggota Komisi IV serta Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Kota Bekasi.

“Kuncinya itu konsisten. Kalau kata Bung Karno butuh yang namanya Kesabaran Revolusioner,” kata pengagum Sukarno, tersebut.

Darah politik mengalir dari Bapak

Politik bagi Ketua DPC Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GmnI) Bekasi tersebut, bukanlah barang baru. Minatnya untuk berpolitik sudah ada sejak ia masih SMA.

Ia bercerita, bahwa Bapaknya, almarhum Sagiman merupakan pendukung Presiden Indonesia Pertama, Sukarno. Bahkan, kata dia, sang bapak pernah dituduh oleh Pemerintah Orde Baru terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI).

Heri Purnomo saat berkumpul bareng tim pemenangan Pileg 2019

“Kebetulan Bapak itu seniman. Kalau seniman zaman itu identik dengan Lekra sayapnya PKI. Tapi bapak itu bukan PKI. Bapak itu PNI, partainya Bung Karno. Sampai rezim tumbang tuduhan itu tidak terbukti,” kata Herpur.

Dari bapaknya, Herpur kemudian mengenal sosok Bung Karno. Ia mulai akrab dengan cerita-cerita tentang Sukarno hingga menyelami pemikiran Bung Karno lewat buku Di Bawah Bendera Revolusi (DBR) yang dimiliki bapaknya.

“Bapak yang mengenalkan saya sosok Bung Karno. Dari sanalah saya kagum dan ingin berjuang untuk rakyat seperti yang Bung Karno perjuangankan,” kata dia.

Heri Purnomo bersama warga Pondokgede

Herpur sendiri bergabung di PDI Perjuangan lantaran partai tersebut mewarisi api perjuangan Bung Karno.

“Semangat Bung Karno dalam membela kepentingan masyarakat ada di PDI Perjuangan. Itulah mengapa saya memilih ada di partai ini,” kata dia.

Selain aktif di lapangan politik, Herpur juga aktif sebagai aktivis pergerakan. Semasa kuliah, ia tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) organisasi mahasiswa yang menjadikan pemikiran Bung Karno sebagai landasan perjuangan.

“Jadi saya selain aktif di partai saya juga aktif di organisasi mahasiswa. Saat itu banyak yang protes karenakan gak boleh berpartai. Tapi saat itu saya tetap jalan dua-duanya bersama kawan saya Rio Sambodo yang sekarag jadi anggota DPRD DKI Jakarta,” kata dia.

Lulus kuliah, Herpur masuk menjadi pengurus Pemuda Demokrat Indonesia, organisasi berhaluan Marhaenisme.

Bersama rekan-rekannya, Herpur lantas mendirikan Lembaga Kebangunan Jakarta. Sebagai wadah perjuangan untuk membela kepentingan masyarakat kurang beruntung di Jakarta.

“Jadi dari dulu saya selalu ingin bisa berbuat untuk masyarakat. Itulah mengapa saya berkecimpung di dunia pergerakan,” terangnya.’

Heri pada akhirnya memutuskan maju sebagai anggota dewan, agar bisa berbuat lebih lagi untuk masyarakat.

Heri Purnomo bersama Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Ahdianto

Ia juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa politik tidak sekadar perebutan kekuasaan semata.

“Saya berjuang di jalur politik menjadi anggota dewan agar masyarakat tau bahwa politik itu bukan soal perebutan kekuasaan. Tapi saya ingin masyarakat tau bahwa politik juga bisa memberi manfaat bagi masyarakat. Itulah mengapa saya memilih maju sebagai anggota dewan,” tandasnya.

Sebagai anggota dewan, ia ingin keberadaanya sebagai wakil rakyat mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat khususnya di Kota Bekasi.

“Tentu harapan saya berharap bisa memberikan manfaat kepada masyarakat lewat kiprah saya di parlemen. Semoga saya tetap konsisten di jalur perjuangan yang selama ini sudah saya jalani,” pungkasnya.(Ical)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *