Berita  

Diskusi Perdana, Rukun Jurnalis Bekasi Angkat Tema Jurnalisme Lokal

Jurnalisme lokal harus memiliki corak dan karakteristik berbeda terutama dari sisi karya jurnalistik.

Demikian disampaikan Asesor Dewan Pers, Iwan Samariansyah, dalam diskusi bertema Jurnalisme Lokal yang digagas Rukun Jurnalis Bekasi di Taman Kota (Alun-alun) Kota Bekasi, Sabtu (12/11) malam.

Menurutnya, sudah saatnya karya-karya jurnalistik di lokal mengarah kepada karya investigasi. “Coba mulai berpikir membuat karya-karya investigasi. Misalnya investigasi soal korupsi APBD,” terang jurnalis senior tersebut.

Meskipun, kata Iwan, tidak mudah untuk memproduksi karya investigasi. Sebab untuk membuat karya semacam itu membutuhkan waktu yang panjang.

“Investigasi itu tidak mungkin sehari jadi. Sebab basis investigasi itu data. Dan untuk mengumpulkan data butuh waktu yang lama,” kata dia.

Kembali kepada produk jurnalistik, Iwan juga menyarankan agar para jurnalis di Bekasi mencoba menggarap karya secara keroyokan.

“Misal ada kasus besar, nah coba kalian garap bersama. Ada yang punya data ini, ada yang punya data itu. Coba dishare dan digarap. Pasti hasilnya luar biasa,” kata dia.

Dosen Unisma Bekasi itu juga banyak bercerita soal pengalamannya awal-awal menjadi wartawan di tahun 1995. Menurutnya, menjadi wartawan di era itu tidak segampang sekarang.

“Teknologi tidak banyak mendukung seperti saat ini. Mau kirim foto saja saya harus cetak dulu di tukang cuci film,” kata Iwan mengenang.

Ia juga menyinggung aktivitas jurnalistik di tingkat lokal yang, menurutnya, mengalami perkembangan begitu pesat. “Media-media lokal sudah tumbuh di mana-mana. Tidak hanya cetak, tapi juga online,” kata dia.

img-20161113-wa0004

Senada dengan Iwan, Zaenal Arifin, Pimpinan Redaksi Radar Bekasi sepakat jika jurnalisme lokal harus menampilkan sesuatu yang beda.

Ia memberi contoh, sebagai pimpinan redaksi, ia selalu menekankan kepada wartawanya untuk menyajikan informasi yang berbeda dari media lain.

“Kalau kita tidak bisa membuat sesuatu yang beda, kita bakal ketinggalan dengan yang lain. Saya selalu menekankan wartawan agar mengambil sudut pandang berbeda dalam membuat tulisan,” kata dia.

Zaenal juga menegaskan soal pentingnya karya jurnalistik. Dalam kesempatan tersebut ia memotivasi rekan-rekan jurnalis untuk bisa menyajikan karya berkwalitas.

“Meski kita di lokal, kita bisa membuat apa yang di lokal mencuat ke nasional. Contoh kasus Dimas Kanjeng, itu kan di lokal. Tapi kemudian beritanya menjadi isu nasional. Ini kembali kepada karya,” tandasya.

Bapak Rukun Jurnalis Bekasi, Syahrul Ramadhan alias Buluk mengatakan, diskusi kali ini merupakan diskusi perdana yang diselenggarakan oleh Rukun Jurnalis Bekasi.

Rencananya, kata dia, diskusi ini akan menjadi agenda rutin setiap dua minggu sekali.

“Ini diskusi perdana, selanjutnya setiap dua minggu akan kami adakan. Tema-tema yang kami ambil seputar jurnalistik. Jadi dalam diskusi ini teman-teman jurnalis dan peserta lainnya bisa saling belajar bersama,” kata dia.

Selain para jurnalis, sejumlah komunitas dan juga kalangan hadir meramaikan diskusi yang digelar Rukun Jurnalis Bekasi.

Rukun Jurnalis Bekasi sendiri merupakan wadah berhimpunnya sejumlah jurnalis yang melakukan aktivitas jurnalistik di Bekasi–baik di kota maupun kabupaten.

“Ini sekadar wadah rekan-rekan jurnalis, tapi perlu ditegaskan bahwa ini bukan organisasi. Tidak ada ketua, tidak ada mekanisme pemilihan dan yang terpenting semua berkedudukan sama,” katanya.

“Pada prinsipnya semua jurnalis di Bekasi adalah anggota Rukun Jurnalis Bekasi. Pokoknya di sini tempatnya jurnalis rukun.” (Ical)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *