Hasil investigasi kasus dugaan malpraktik di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi yang telah diumumkan oleh tim dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi beserta organisasi profesi dipertanyakan keluarga korban.
Tim tersebut menyatakan tidak ada malpraktik di RS Awal Bros Bekasi. Dokter, perawat dan manajemen rumah sakit dinilai telah menjalankan standar operasional pelayanan dengan benar.
Dengan begitu, menurut tim investigasi, kasus tersebut bisa dikatakan sudah selesai atau clear. “Penanganannya sudah sesuai SOP. Intinya soal komunikasi saja,” kata ketua tim, Anthoni D Tulak.
(Baca: Pemkot Bekasi Nyatakan RS Awal Bros Tidak Bersalah)
Ibrahim Blegur, ayah Falya Rafaani Blegur–balita satu tahun satu bulan yang diduga tewas lantaran kesalahan penanganan medis di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi–belum begitu yakin.
“SOP yang di mana? Tolong jelaskan pada keluarga kami. SOP yang katanya saya harus memanggil dokter sampai dua kali padahal kondisi anak sudah kritis?” kata Ibrahim, belum lama ini.
Menurut Ibrahim, sedari awal, ia hanya menginginkan pihak rumah sakit menjelaskan penyebab kematian anaknya. Sayangnya, kata dia, RS Awal Bros tidak bisa menjelaskan perihal sebab-musababnya.
“Saya dari awal sudah komitmen bahwa saya cuma mempertanyakan penjelasan kenapa anak saya meninggal. Bukannya soal SOP setelah penangannya,” kata Ibrahim.
(Baca: Polda Metro Umumkan Hasil Otopsi Falya Pekan Ini)
Sekadar diketahui, Falya meninggal pada Minggu (1/11/2015) pagi, usai mendapatkan suntikan antibiotik oleh perawat di RS Awal Bros Bekasi.
Falya dirawat sejak Rabu (28/10/2015) karena mengalami muntah-muntah dan buang air besar terus.
Pada Kamis (29/10/2015), kata Ibrahim Blegur, kondisi kesehatan Falya membaik. Namun pada siang hari perawat mendatangi Falya dan mengganti infus. Falya disuntik infus antibiotik.
Sejak itulah, kondisi kesehatan Falya menurun drastis. Falya kejang-kejang, mulutnya mengeluarkan busa, tubuhnya membiru, tangannya dingin, perutnya bengkak, dan terdapat bercak-bercak merah di kulitnya. (Res)