Cerita Ardias, Bocah Bekasi yang Kakinya Diamputasi karena Terlindas Truk Pasir

Ardias Pratama (10), harus kehilangan seluruh kaki kirinya dan sebagian kaki kanannya. Kaki Ardias sudah diamputasi. Ia terlindas truk pengangkut pasir pada Minggu (18/20/2015) pagi.

Saat itu, Ardias dan temannya yang bernama Iswandi, sedang bermain sepeda di sekitar rumahnya di Kampung Rawa Citra RT 02 RW 03, Desa Telaga Asih, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.

Kanit Laka Satlantas Polresta Bekasi Iptu Painondang Marbun menceritakan, sepeda yang dikendarai Ardias dilindas oleh truk pengangkut pasir bernomor polisi B 972 FDC yang hendak masuk ke jalan kecil menuju perumahan.

Menurut Painondang, sepeda Ardias jatuh di samping kiri truk saat hendak menyalip truk yang melaju pelan tersebut. Iswandi, yang membonceng Ardias, selamat. Sedangkan Ardias kaki kanan dan kirinya terlindas ban truk bagian belakang sebelah kiri.

“Informasi yang kami dapatkan dari sejumlah saksi, Adrias ingin mendahului truk tersebut. Sepeda menyenggol sisi kiri truk sehingga korban jatuh. Kaki korban masuk kolong truk dan terlindas. Temannya tidak,” kata Painondang saat dihubungi, Minggu (25/10/2015).

Painondang mengatakan, supir truk yang berinisial MA mengaku mendengar kendaraannya seperti melindas sesuatu. MA pun langsung berhenti. Ternyata, truknya melindas kaki Ardias.

“Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Karya Medika Cibitung, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit UKI Jakarta untuk menjalankan operasi amputasi. Supir truk dalam pengamanan polisi,” kata Painondang.

Penggalangan dana untuk Ardias

Ucin Rukmana dan Nunung Nurseha, orangtua Ardias, sempat putus asa ketika mendengar biaya operasi anaknya mencapai 100 juta lebih. Selama ini, Ucin dan Nunung hanya mengandalkan penghasilan dari toko kelontong kecil yang yang dimilikinya.

“Kami pinjam sana-sini untuk membayar operasi Ardias, tapi belum cukup. Saya cuma bisa mendapatkan 30 juta, padahal biayanya seratus juta lebih termasuk perawatan,” kata Nunung saat ditemui di RS UKI belum lama ini.

Nunung sempat berpikir untuk memindahkan Ardias ke rumah sakit di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dengan pertimbangan biaya yang lebih murah. Beruntung, RS UKI bersedia melakukan operasi untuk anak pertama dari dua bersaudara itu tak lama setelah kecelakaan terjadi.

“Awalnya ingin saya pindahkan ke Kuningan, tempat asal kami. Pertimbangannya lebih murah. Beruntung, pihak rumah sakit mau melakukan operasi meskipun belum lunas 100 persen,” kata Nunung.

Sejumlah dokter di RS UKI rupanya tergerak dengan musibah yang dialami Ardias. Seorang dokter bernama Ayunita Permata, misalnya, ikut menyebarkan penggalangan dana di media sosial.

Meski tidak menangani Ardias, Ayunita menyarankan kepada orangtua Ardias, Ucin Rukmana dan Nunung, untuk membuka rekening barangkali ada masyarakat yang mau membantu.

“Rekeningnya belum lama dibuka. Ibu Nunung memang disarankan membuka rekening untuk mempermudah kalau ada masyarakat yang mau membantu,” kata Ayunita.

Ayunita mengatakan, rekening tersebut makin mempermudah masyarakat yang ingin membantu memberikan dana untuk operasi Ardias.

Masyarakat yang berkeinginan membantu keluarga asal Cibitung, Bekasi, ini dapat menyalurkan bantuannya ke rekening BRI dengan nomor 148401000441502 atas nama Nunung.

Banyak yang tergerak hatinya

Ucin tak berhenti mengucap syukur. Setelah tersebarnya informasi ini dari media sosial, banyak masyarakat yang memberikan bantuan. Mulai dari beberapa artis hingga Kementerian Sosial (Kemensos). “Saya nggakhafal namanya, tapi sudah ada yang ke sini tadi artis dan dari Kemensos,” tuturnya.

Pihak asuransi Jasa Raharja juga telah memberikan bantuan dana tunai Rp 10 juta. “Uang tersebut untuk jaminan rumah sakit,” ujar Penanggung Jawab Kantor Pelayanan Jasa Raharja Cikarang Iyan Supiandidia usai menjenguk Ardias di RS UKI, Sabtu (24/10/2015).

Bantuan dan simpati dari masyarakat juga mulai mengalir. Ada yang individu atau juga lembaga seperti Dompet Dhuafa, Hijabers Community, dan lainnya, yang juga turut membantu meringankan beban keluarga Ardias.

“Alhamdulillah sudah setengah bisa tertutupi, tapi kita masih berharap dari BPJS Kesehatan bisa meringankan karena saya lagi mengurus sekarang,” kata Ucin.

Sebagian warga yang bersimpati juga ada yang datang menjenguk Ardias untuk memberi bantuan dana, seperti Dara.

“Sumbangan uang Rp 1,7 juta dari keluarga. Saya tahunya (kasus Ardias) dari teman, ada yang dokter magang,” ucap Dara yang tinggal di Halim, Jakarta Timur, ini usai memberikan bantuan kepada Ardias.

Berikut sebagian pesan di media sosial soal kondisi Ardias:

Ardias diharuskan dioperasi dan diamputasi seluruh kaki sebelah kiri dan sebagian kaki kanan sampai betis serta perbaikan dari ruptur arteri illiaca, rekontruksi organ vital, juga perdarahan yang terjadi harus diatasi juga begitu juga dengan sisa kaki kanan yang mengalami fraktur. Keadaan Ardias ini menyebabkan Ardias akan cacat permanen dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti anak lainnya, begitupun juga mentalnya Ardias.

Keluarga Ardias sempat berpikir untuk menyudahi kehidupan anak tersebut tetapi karena melihat anak tersebut sadar dan punya optimis hidup maka keluarga berusaha keras mengumpulkan uang untuk menyelesaikan operasi dan perawatan sampai keadaan stabil.

Ardias membutuhkan biaya yang sangat besar untuk memperbaiki semuanya, dengan keadaan orang tua yang sulit dalam keuangan ini membuat hati kita miris melihatnya. Dan yang lebih menyedihkan lagi keluarga dari Ardias (ayah, ibu dan adiknya yang sangat mungil itu, dll) selalu tinggal di ruang tunggu ICU karena tidak mempunyai tempat tinggal yang dekat dengan RS UKI dan biaya ongkos pulang pergi.

Siapapun yang ingin menjenguk, anak ini di rawat di Rumah Sakit UKI, di ICU bed 6. Mohon doa untuk kesembuhan Ardias Pratama. Dan bila ada yang berminat untuk menyumbang dana bisa hubungi dr Ayunita di nomor HP 081219195016.

(Res/berbagai sumber)

Tinggalkan komentar