Sejumlah nama putra daerah atau anak kampung sini (Akamsi) yang ada di pentas perpolitikan Kota Bekasi berpotensi maju dan menjadi penantang kandidat petahana, Tri Adhianto Tjahyono dalam Pilkada Kota Bekasi tahun 2024 mendatang. Tak sekadar maju, potensi mereka menangpun terbuka.
Fakta politik menunjukan bahwa Akamsi selalu mengisi pos pimpinan di Kota Bekasi baik sebagai wali kota maupun wakil wali kota terhitung sejak era pemilihan di DPRD maupun Pilkada langsung.
Tahun 2003 ada nama Ahmad Zurfaih, pria asli Bekasi tersebut duduk sebagai wali kota didamping Mochtar Mohamad sebagai wakilnya setelah memenangi pemilihan via DPRD Kota Bekasi.
Lima tahun berselang tepatnya tahun 2008 saat pertama kali Pilkada langsung dihelat di Kota Bekasi, muncul Rahmat Effendi yang menjadi wakil wali kota mendamping Mochtar Mohamad yang merupakan warga pendatang dari Gorontalo.
Tak lama berselang, Rahmat Effendi menggantikan posisi Mochtar sebagai orang nomor satu di Kota Bekasi setelah patnernya tersebut tersangkut urusan hukum.
Tahun 2013 Rahmat Effendi kembali duduk di kursi Wali Kota Bekasi usai menang Pilkada bersama Ahmad Syaikhu sebagai wakilnya.
Di 2018, Rahmat Effendi yang berpasangan dengan Tri Adhianto kembali memenangi Pilkada Kota Bekasi. Meski kemudian dalam perjalanannya, ia tersandung masalah hukum.
Melihat fakta politik tersebut, maka kans Akamsi tampil sebagai pemenang Pilkada terbuka. Keberadaan mereka juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
Khusus untuk Tri Adhianto, ia harus menghitung betul faktor tersebut mengingat dirinya bukanlah putra asli Bekasi.
Hal yang kemudian dilakukan Mochtar Mohamad pada tahun 2008 yang memilih Rahmat Effendi selaku putra daerah sebagai wakilnya.
Ahmad Syaikhu juga demikian. Sadar bukan putra daerah, ia pada akhirnya memilih menerima pinangan Rahmat Effendi untuk menjadi wakilnya. Padahal di atas kertas, Syaikhu punya modal politik yang jauh dari kata cukup untuk menantang Rahmat Effendi.
Jika fakta politik berpihak kepada Akamsi, lantas bagaimana dengan kondisi para Akamsi hari ini.
Sejak kemunculan Rahmat Effendi di panggung politik, sinar Akamsi bisa dibilang meredup. Dominasi Rahmat Effendi di panggung politik mau tidak mau membuat para Akamsi kehilangan sinarnya.
Namun sekalipun redup, sejatinya barisan Akamsi memiliki potensi yang tak bisa disepelekan. Saat ini saja, para Akamsi menduduki posisi-posisi penting di institusi politik.
Sebutlah Heri Koswara, saat ini ia menjabat sebagai Ketua DPD PKS Kota Bekasi dan juga anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
Kemudian Ade Puspitasari, anak kandung Rahmat Effendi tersebut kini menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi dan juga anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
Di internal PDI Perjuangan, tempat Tri Adhianto bernaung ada sejumlah Akamsi yang juga tidak bisa dipandang remeh.
Ada Sumiyati, istri Eks Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad yang sudah dua periode menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
Lalu ada Anim Imamudin, mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi periode 2014-2019 dan anggota DPRD Kota Bekasi tiga periode hingga saat ini.
Belum lagi Sederat nama lain di luar gelanggang politik macam Abdul Rosyad Irwan yang saat ini menahkodai KONI Kota Bekasi dan Aan Suhanda eks birokrat yang punya posisi penting di salah satu organisasi berlatar belakang ke Bekasian.
Pertanyaanya, beranikah para Akamsi ikut bertarung pada Pilkada Kota Bekasi 2024 mendatang atau sekadar duduk manis menjadi penonton yang Budiman.
Oleh : Redaksi Klik Bekasi