Direktur Jaringan Muda Bekasi, Ifan Lengkoan mengajak seluruh elemen di Kota Bekasi untuk mencermati pembahasan APBD Kota Bekasi tahun 2016 yang saat ini mulai dibahas oleh DPRD Kota Bekasi dengan pihak Pemkot Bekasi.
Seruan Ifan bukan tanpa dasar, sebab dalam setiap pembahasan anggaran ada potensi mark down anggaran khususnya dari sisi pendapatan yang dilakukan oleh oknum.
“Modus yang dimainkan yakni dengan mengurangi target. Misalnya pajak parkir, mestinya bisa mencapai berapa miliar, ia buat targetnya lebih kecil,” kata dia.
Dengan target yang jauh lebih kecil, oknum berharap target pendapatan bisa tercapai hingga 100 persen. Dengan itu, para oknum bisa mengkorupsi hasil pendapatan tanpa menggangu target yang sudah dicanangkan.
“Target misalya 100 ternyata dapatnya lebih dari itu. Lebihan ini yang kemudian dikentit. Sementara sissanya sesuai target diserahkan ke kas daerah, jadi tidak tercium kalau ada korupsi,” kata dia.
Skema mark down sendiri ditengarai dimainkan sejak pembahasan APBD. Karenanya perlu ada pengawasan yang ketat dari masyarakat dan pihak penegak hukum.
“Mari kita sama-sama awasi. Jangan sampai apa yang menjadi hak kita kemudian hilang begitu saja karena dikorupsi,” pungkasnya. (Ical)