Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat dinilai memberikan teladan mengerikan untuk generasi mendatang. Sebab, tokoh PAN Amien Rais yang dulu memperjuangkan pilkada langsung, kini justru menolaknya.
Sementara, Demokrat malah memilih walk out dalam paripurna. Akibatnya, pendukung pilkada langsung kalah suara saat voting.
“Ada kata bijak Kongfutse bisa direnungi bahwa kematian yang indah bukanlah banyaknya harta yang ditinggalkan tapi begitu banyak yang bersedih, mendoakan dan banyaknya mengiringi dalam pemakaman. Itulah yang kita lihat kematian Bung Karno dan para orang-orang dimuliakan Allah,” kata Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsy, Sabtu (27/9).
Fahmi mempertanyakan sikap Amien Rais dan SBY itu. Sebagai tokoh nasional pastinya mereka menginginkan dikenang dan dihormati saat meninggal kelak.
“Akrobatik kedua tokoh yang bertolak belakang antara ucapan dan perbuatan di RUU Pilkada adalah sebuah ‘tragedi bangsa’ cukup ditampilkan di era saat ini saja. Mungkin sejarah mencatat tak ada legacy bernilai yang ditinggalkan SBY dan Amien Rais diakhir hidupnya untuk kami dan generasi masa datang. Semoga Tuhan mengampuni kita semua,” pungkas Fahmi.
Sumber: Merdeka.com