Ketika Anak-anak di Kota Bekasi Tak Miliki Tempat Bermain

Pesatnya pembangunan di Kota Bekasi tidak serta merta berdampak positif. Banyak hal negatif yang ternyata terbawa akibat pembangunan kota yang begitu cepat. Salah satu dampak yang paling nyata antaralain, banjir dan macet. Dua hal itu muncul salah satu akibat pembangunan begitu cepat,dengan tidak dibarengi prinsip-prinsip pembangunan kota.

Selain banjir dan macet, pembangunan membuat Kota Bekasi kekurangan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dari total kebutuhan sebanyak 30 persen, Kota Bekasi baru memiliki RTH sebanyak 14 bersen. Itu artinya masih ada 6 persen lagi RTH yang mesti dipenuhi oleh Kota Bekasi. Sedang 10 persen sisanya merupakan kewajiban swasta dalam hal ini pengembang perumahan dan perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Bekasi.

Dengan belum terpenuhinya RTH, masyarakat tentu menjadi pihak yang paling mendapatkan dampak. Khususnya bagi anak-anak di Kota Bekasi. Tidak adanya RTH yang mencukupi membuat anak-anak susah mendapatkan tempat bermain bagi mereka.

Akibatnya, anak-anak di Kota Bekasi, menjadikan mal dan pusat-pusat perbelanjaan sebagai tempat bermain mereka. Maka secara tidak langsung kota ini telah mengajari anak-anak untuk berprilaku konsumtif sejak dini.

Kalau toh kemudian tidak pergi ke mal, anak-anak lebih sering berada di rumah, asik dengan aplikasi game entah itu dari Play Stasion, Tablet atau HP. Efeknya, anak-anak bisa jadi asik dengan hidupnya sendiri, kurang berinteraksi, yang artinya secara tidak sadar kita sedang membentuk anak-anak kita menjadi pribadi yang eksklusif dan individualistis.

Fakta ini tentunya tidak sebanding dengan pencanangan kota ramah anak oleh Pemkot Bekasi, jika untuk bermain saja anak-anak susah mendapatkan tempat.

Apalagi bila kita dipaksa untuk menerima kenyataan bahwa Kota Bekasi hanya memiliki satu taman (hutan kota depan Masjid Albarkah) yang represntatif sebagai ruang publik untuk berinteraksi antara sesama masyarakat, khususnya tempat bermain bagi anak-anak.

Permasalah ini tentu, bukan hal sepele yang bisa didiamkan saja. Pemkot Bekasi mesti bergerak mencarai solusi terkait persoalan tersebut.

Pemkot harus sadar dan membuka diri, bahwa di luar sana banyak kota sedang berlomba-lomba membanngun taman untuk warganya, macam Surabaya dan daerah-daerah lain. Bukan malah diam begitu saja seakan-akan tidur.

Lantas kapan anak-anak di Kota Bekasi memiliki tempat bermain ?

 

Oleh ; Redaksi

Tinggalkan komentar