Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Bekasi terus mengalami kenaikan. Ada beberapa faktor yang ditengarai ikut mempengaruhi hal tersebut, salah satunya karena naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Harga cabai merah kriting naik menjadi Rp60.000 dari Rp30,000. Sementara cabe merah rawit mencapai Rp70.000, kenaikan ini akibat kenaikan BBM dan karena stok memang langka” kata Oskar salah satu pedagang di Pasar Kranji, Kecamatan Bekasi Barat.
Pria yang biasa disapa Gondrong itu menjelaskan bahwa harga cabai tersebut telah mengalami kenaikan dari distributor yang dijual ke sejumlah pedagang, yakni Rp 25.000 per kilo.
“Selisih biaya penjualan dari distributor itu dihitung berdasarkan ongkos distribusi dan juga kuli panggul,” katanya.
Sementara kenaikan juga terjadi di Pasar Pondokgede, Salah satu pembeli di pasar tersebut bernama Rohimah (30) mengatakan bahwa harga cabai rawit merah ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan harga pasaran sejak April 2014 yang hanya Rp15 ribu per kilogram.
“Sekarang cabai merah kriting Rp50,000, cabai rawit setan Rp48.000, dan rawit hijau Rp40,000,”kata Rohimah.
Dirinya berharap agar kenaikan tersebut tidak semakin memberatkan masyarakat.
“Yah berat lah, kalau naik-naik terus, apalagi saya biasa beli Rp20,000 itu sekilo, sekarang malah 2 kali lipat, berat juga, apalagi kalau untuk makan sehari-hari,”ungkapnya.
Kondisi yang sama juga terpantau di Pasar Baru Bekasi yang merupakan salah satu pasar rujukan di wilayah Kota Bekasi.
Uni, pedagang Pasar Baru, memprediksi kenaikan harga yang terjadi pada komoditas cabai rawit merah akan terus berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.
“Ini harga naik drastis, beberapa waktu lalu hanya mencapai Rp15-20.000, nanti mungkin bisa sampai Rp94.000,” katanya.
Dia memperkirakan penurunan harga itu terjadi jika pasokan yang melimpah dan lewat musim panas.
“Kalau barangnya datang, bisa tiga kali lipat banyaknya dari stok saya biasanya,” katanya. (ndy)