Site logo

Bekasi = Indonesia, Stop Bully Bekasi?

Belakangan ini Bekasi tiba-tiba ramai dibicarakan di dunia maya oleh netizen. Daerah perbatasan Jakarta ini menjadi bahan olok-olok para pengguna media sosial (medsos), mereka mencibir Bekasi yang letaknya dianggap terlalu jauh hingga masalah infrastruktur daerah ini yang disebut memprihatinkan.

Baca semua Topik #BekasiDibully

Dewasa ini,bukan hal yang aneh tentunya, jika kemudian sebuah kota menjadi bahan olok-olok di jejaring sosial. Faktanya Presiden yang notabene orang nomor satu di republik saja tidak lepas dari bahan olok-olok, apalagi daerah semacam Bekasi yang disadari atau tidak memang banyak cela.

Nah sekarang tinggal bagaimana pemangku kebijakan di Kota Bekasi merespon olok-olok tersebut. Apakah para pemangku kebijakan akan diam saja, atau akan melakukan beragam upaya pembenahan terhadap kota ini. Sehingga ke depannya, tidak muncul lagi suara-suara sumbang tentang Bekasi.

Tinggalkan Olok-olok Mari Kita Menilik Sejarah Bekasi

Mari kita sudahi olok-olok soal Bekasi, biarkan olok-olok itu jadi bahan renungan para pemangku kebijakan di Bekasi. Mari kita kembali ke masa lalu, menilik sejarah Bekasi yang tentunya memiliki sejarah panjang dan tidak kalah hebat dengan kota lain di Indonesia.

Bicara sejarah Bekasi maka tidak bisa lepas dari heroisme rakyat Bekasi. Sehingga kemudian Bekasi dijuluki Kota Patriot. Sebabnya, dari masa ke masa, terutama pada masa penyerangan tentara Mataram terhadap VOC di Batavia pada 1628-1629 sampai perang kemerdekaan 1945-1949, wilayah Bekasi merupakan front terdepan bagi para patriot pejuang Indonesia untuk menghalau Belanda yang berada di Jakarta.

Patriotisme dan perjuangan yang dilakukan para pejuang, termasuk Pahlawan Nasional KH Noer Alie, mengilhami banyak orang untuk berkarya. Seperti Chairil Anwar melalui sajak monumental “Krawang-Bekasi,” wartawan Darmawijaya dalam puisi “Kami Membangun, Pembakaran Bekasi,” pencita lagu dan aranser Ismail Marzuki melalui lagu “Melati di Tapal Batas,” budayawan Pramoedya Ananta Toer dalam roman sejarah Di Tepi Kali Bekasi.

Bahkan pada masa pergolakan republik, Bekasi memiliki andil yang cukup signifikan. 17 Januari 1950 misalnya, Bekasi dengan tegas menolak Republik Indonesia Serikat (RIS) dan menghendaki bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saat itu, para tokoh masyarakat—seperti KH Noer Alie, R Supardi, M Hasibuan, Namin, Aminudin, Marzuki Urmaini, Marzuki Hidayat, Hasan Sjahroni, Lukas Kustaryo, membentuk Panitia Amanat Rakyat Bekasi. Mereka menghimpun sekitar 40 ribu orang warga Kewedanaan Bekasi dan Kewedanaan Cikarang di Alun-alun Bekasi. Dalam apel akbar tersebut mereka berikrar keluar dari Distrik Federal Jakarta dan menolak Negara Pasundan, untuk selanjutnya bergabung kedalam NKRI.

Bekasi Hari Ini

Bekasi hari ini memang jauh berbeda dengan masa lampau, gunjingan di medsos sedikit banyak cukup merepresentasikan kondisi Bekasi hari ini. Akan tetapi publik juga harus objektif menilai Bekasi. Toh dipungkiri atau tidak hari ini Bekasi memiliki andil besar terhadap Indonesia.

Di Bekasi misalnya berdiri salah satu kawasan industri terbesar di Asia. Keberadaan kawasan itu tentu sangat penting bagi perekonomian bangsa. Apa yang terjadai jika kemudian timbul pergolakan di Bekasi, bukankah negara ini akan pusing tujuh keliling. Dan bukan hal mustahil pergolakan muncul, toh sejauh ini masyarakat Bekasi tidak terlalu diuntungkan dengan keberadaan industri di Bekasi.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang yang terletak di Bekasi juga menjadi bagian yang stategis bagi Ibu Kota republik yakni DKI Jakarta. Coba pikirkan jika seandainya satu minggu saja, warga Bekasi melakukan boikot terhadap truk-truk sampah dari DKI agar tidak masuk ke Bantargebang bukankah Jakarta akan banjir sampah.

Apa negara kemudian tidak akan bingung seandainya warga Bekasi benar-benar melarang pembuangan sampah DKI ke kawasan Bantargebang untuk selama-lamanya.

Dari rangkaian fakta itu, setidaknya publik netizen perlu tau pentingnya keberadaan Bekasi bagi Indonesia. Melakukan bully terhadap Bekasi menjadi sah-sah saja sebagai bagian dari kritik namun terus membully Bekasi tentu bukan hal yang bijak. Yuk Stop Bully Bekasi ?

Oleh : Redaksi.

Semua Artikel #BekasiDibully :

Alasan Netizen Ngebully Kota Bekasi Habis-habisan

7 Gambar Meme Nakal yang Ngebully Kota Bekasi

Kalau Kamu Berkendara, Terus Tiba-tiba Jalan Rusak, Berarti Sudah Nyampe Bekasi

Warga Jogja dan Bandung Marah ketika Kotanya Dibully di Sosmed, Giliran Bekasi?

Bekasi=Indonesia, Stop Bully Bekasi?

Pembully Bekasi: Bekasi? Jauh Amat!, Pembela Bekasi: Jauhan Muke Lu!

Bekasi Dibully karena seperti Planet Lain, Ini Kata Wali Kota

Comments

  • Tio S
    Senin, 13 Oktober 2014 at 21:51

    Disadari atau tidak, Jakarta-lah yg membuat Bekasi terpuruk. Perumahannya adalah cuma tmpat tidur malam karyawan Jakarta. Sampah Jakarta, dilemparnya juga ke Bekasi.
    Sudahilah candaan yg menyinggung perasaan. Tapi smoga Pak Walikota Bekasi tanggap optimis, sbb memang benar juga isi candaan” itu. Masak dari salemba ke Setu Bks sampai 3 jam?! Kita gk bisa produktif nih.
    But I love Bekasi
    -warga Bekasi-

Add a comment
Home
Mulai Menulis
News