Sejak kemarin, hashtag #ShameOnYouSBY tetap menjadi pemuncak Indonesia Trends di Twitter. Namun ada yang unik di ‘protes’ terkait UU Pilkada, SBY dan Partai Demokrat ini di Twitter, yaitu hadirnya sebuah puisi ciptaan Wiji Thukul.
Celoteh, hujatan, sindiran dan banyak lagi terus bergulir di jejaring sosial, khususnya Twitter terkait disahkannya UU Pilkada oleh DPRD, aksi walkout Patai Demokrat dan juga SBY selaku Presiden Indonesia sekaligus anggota dari Partai Demokrat.
Bahkan sampai hari ini saja, hashtag #ShameOnYouSBY masih menjadi pemegang pucuk tren di Indonesia Trends di Twitter dan juga terdapat lagi 3 tren lain yang masuk 10 besar trending topik di jejaring sosial berlogo burung itu, antara lain #Dari_DPRD_Oleh_DPRD_Dan_Untuk_DPRD, #RIPDemokrasi dan UU Pilkada.
Ada satu keunikan di kala hujan sindiran, hujatan dan perang komentar di Twitter terkait hal ini yaitu munculnya puisi lama yang pernah dikarang oleh seorang aktivis tahun 1998 yang hingga kini belum ada kabar berita tentang keberadaannya, yaitu Wiji Thukul dengan puisi berjudul “Peringatan.”
Apabila diamati, kalimat per kalimat dari Wiji Thukul tersebut sangat cocok jika dijadikan refleksi dari atmosfer politik dan rakyat Indonesia saat ini. Berikut isi dari puisi Wiji Thukul tersebut.
PERINGATAN
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah. Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan. Maka hanya ada satu kata: lawan!.
(Wiji Thukul, 1986)
Sumber: Merdeka.com