Bisnis Sampah Dinasti Rekson Sitorus di DKI Jakarta

Kisruh tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang menyedot perhatian banyak orang. Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan menginginkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok segera menyelesaikannya.

Saat ini, sampah DKI Jakarta menumpuk karena truk yang mengangkutnya ke TPST Bantar Gebang disetop berulangkali oleh warga dan ormas. Mereka mendadak ingin menutup TPST Bantar Gebang yang sudah beroperasi bertahun-tahun.

Pangkal persoalan itu sebenarnya berawal dari surat peringatan pertama atau SP 1 yang dilayangkan Pemrov DKI Jakarta kepada PT Godang Tua Jaya selaku pengelola TPST yang terletak di Kota Bekasi itu. PT Godang Tua Jaya dinilai wanprestasi.

(Baca: Tiga Persoalan TPST Bantar Gebang yang Harus Selesai)

Ahok mengakui, selama ini Pemrov DKI Jakarta memang selalu kesulitan ketika hendak memutus kontrak PT Godang Tua Jaya. Ada saja halangannya, dari mulai demo warga hingga adanya konfrontasi yang dilakukan DPRD Kota Bekasi.

Kata Ahok, di internalnya sendiri pun, keadaanya sama. Dua kepala Dinas Kebersihan sebelum Isnawa Adji bahkan takut untuk melayangkan SP 1 kepada PT Godang Tua Jaya. Kepala dinas sebelumnya bernama Unu Nurdin dan Saptastri Ediningtyas.

“Makanya saya bilang, Dinas Kebersihan ini yang masalah. Makanya saya ganti sama Pak Isnawa, kita harap dia berani,” kata Ahok.

Isnawa ternyata terbukti berani. Dia memastikan tahun 2016 Pemrov DKI Jakarta melakukan swakelola TPST Bantar Gebang. Artinya, PT Godang Tua Jaya harus menyingkir dari sana.

“Daripada masalahnya berlarut-larut, lebih baik putus kontrak,” katanya.

Tidak mau kehilangan TPST Bantar Gebang, PT Godang Tua Jaya menggandeng pengacara kondang Yusril Ihza Mahendra. Bersama perusahaan joint operationnya, PT Navigat Organic Energy Indonesia, PT Godang Tua Jaya berencana menggungat Pemrov DKI Jakarta.

“Jadi, kalau bicara ditutup, ya punya DKI gak ditutup. Tampung saja di situ di 108 hektar sampai menggunung karena pengolahan gak di situ,” kata Yusril.

Bisnis Sampah Dinasti Rekson

TPST Bantar Gebang adalah pusat bisnis bagi keluarga Rekson Sitorus. Dari sana, uang miliaran rupiah berputar begitu cepat.

PT Godang Tua Jaya didirikan pada tahun 1993 dengan modal dasar Rp 2.500.000.000. Pemegang sahamnya adalah Rekson Sitorus (50 persen), Douglas J Manurung (25 persen) dan Tumpak Sidabutar (25 persen).

screen-capture-lpjk
Dokumen Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.

Douglas dan Tumpak tak lain merupakan menantu Rekson. Douglas menikah dengan putrinya yang bernama Ernika Tiurmauli Sitorus. Sedangkan Tumpak menikah dengan Elfrida Juita Sitorus.

Anak Rekson lainnya ialah Roni Pandapotan Sitorus (sulung) dan Henry Fonda Agung Sitorus (bungsu). Keempat anaknya itu merupakan buah perkawinan Rekson dengan Lina Pasaribu.

Pada tahun 2008, PT Godang Tua Jaya memenangkan lelang untuk mengelola TPST Bantar Gebang milik DKI Jakarta. Sejak itulah, PT Godang Tua Jaya semakin moncer.

Setiap tahun, uang jasa pengelolaan sampah Rp 200 miliar lebih mengalir ke rekening PT Godang Tua Jaya dari Pemrov DKI Jakarta. Belum lagi penghasilan dari produksi pupuk kompos dan listrik energi sampah.

(Baca: Kejanggalan Pembagian Tipping Fee TPST Bantar Gebang dari DKI Jakarta)

PT Godang Tua Jaya juga tercatat memenangkan beberapa lelang proyek tahunan pada Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Sayangnya, karena lelang elektronik baru berlangsung pada 2011, riwayat proyek yang tercatat pun terbatas.

PT Godang Tua Jaya memenangkan tender Jasa Swastanisasi Penanganan Kebersihan Kecamatan Tanjung Priok sebesar Rp 5.914.896.098 pada tahun 2013. Mereka juga memenangkan kembali tender tersebut dengan nilai proyek sebesar Rp 15.264.505.108 (tidak jelas tahunnya).

Perusahaan istri-anak-menantu

Selain PT Godang Tua Jaya, Rekson Sitorus juga mengendalikan PT Ernijuta Agung. Perusahaan ini didirikan bersamaan dengan PT Godang Tua Jaya pada 1993 dengan modal dasar Rp 1.250.000.000.

lpjkn-pt-ernijuta-agung
Dokumen Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN)

Pemegang saham PT Ernijuta Agung antara lain Lina Pasaribu (40 persen), Ernika Tiurmauli Sitorus (20 persen), Roni Pandapotan Sitorus (20 persen) dan Douglas J. Manurung (20 persen). Mereka adalah istri, anak dan menantu Rekson.

PT Ernijuta Agung, dalam riwayat lelang elekronik, tercatat sebagai pemenang lelang proyek tahunan pada Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Proyek tersebut antara lain:

Jasa Swastanisasi Penanganan Kebersihan Kecamatan Kramat jati Rp 15.401.855.961,00 (APBD 2012)

Jasa Swastanisasi Penanganan Kebersihan Kecamatan Taman Sari Rp 9.923.059.282,00 (APBD 2012)

Sewa Kendaraan untuk Dukungan Penanganan Kebersihan Kecamatan Menteng sebesar Rp 4.747.820.264 (APBD 2015)

Jasa Swastanisasi Penanganan Kebersihan Kecamatan Kramat Jati sebesar Rp 4.698.763.407 (APBD 2013)

Penelusuran klikbekasi.co, PT Ernitajuta Agung mendapatkan proyek sampah di Bantar Gebang sejak tahun 2003. Perusahaan ini diketahui menyewakan alat berat dan dump truks. Juga melayani jasa angkut sampah, perataan lahan dan pengurukan. (Tim)

 

Dinasti Rekson Sitorus

 

PT Godang Tua Jaya (sejak 1993)

1. Rekson Sitorus

2. Douglas J Manurung (menantu)

3. Tumpak Sidabutar (menantu), saat ini juga menjadi anggota DPRD Kota Bekasi

 

PT Ernijuta Agung (sejak 1993)

1. Douglas J Manurung (menantu)

2. Lina Pasaribu (istri)

3. Ernika Tiurmauli Sitorus (anak)

4. Roni Pandapotan Sitorus (anak)

Tinggalkan komentar