Opini  

Adu Banteng Tri Adhianto vs Nuryadi Darmawan, Siapa Bakal Terjungkal ?

Avatar photo

Pertarungan perebutan kursi Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi kian memanas menjelang pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab). Bahkan Tri Adhianto selaku Ketua DPC PDI Perjuangan saat ini telah mendapat penantang serius yaitu Nuryadi Darmawan. Head to Head atau ‘Adu Banteng’ keduanya tampaknya tak bisa lagi dihindari. Tinggal lihat saja hasilnya, siapa yang bakal terjungkal.

Untuk sementara dari hasil penjaringan kandidat bakal calon Ketua DPC PDI Perjuangan yang dilakukan di level Pengurus Anak Cabang (PAC), Nuryadi Darmawan dikabarkan unggul dari Tri Adhianto.

Sumber internal PDI Perjuangan menyebut sesuai hasil rapat pleno DPC PDI Perjuangan, Nuryadi mengumpulkan 9 suara dari PAC PDI Perjuangan di 12 kecamatan yang ada di Kota Bekasi. Sementara, Tri Adhianto hanya berhasil mengumpulkan 6 suara.

Hasil tersebut kabarnya mengejutkan bagi sejumlah pihak, terutama bagi Tri Adhianto, termasuk para pendukungnya. Karena secara logika, mestinya Tri Adhianto mendapat dukungan penuh ketimbang Nung.

Apalagi, Tri Adhianto kita ketahui, berstatus sebagai Wali Kota Bekasi plus petahana. Sedangkan Nung hanya berstatus pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi dan Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi. Semestinya posisi tawar Tri Adhianto lebih tinggi ketimbang Nung. Tapi begitulah realitanya, Tri Adhianto justru kalah dari sisi dukungan. Nung pun unggul 1-0 dari Tri Adhianto.

Namun demikian, hasil penjaringan bukanlah penentu akhir siapa yang nantinya mendapat jabatan sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi. Sebab keputusan mutlak ada pada DPP PDI Perjuangan. DPP tentu akan punya kalkulasi tersendiri, siapa orang yang akan dipercaya duduk sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi.

Pada fase ini, jejaring politik di level elit PDI Perjuangan akan amat sangat menentukan. Siapa yang punya koneksi elit bagus, akan punya peluang lebih besar untuk mendapat mandat dari DPP. Dan keduanya, baik Tri Adhianto atau Nung, tentu paham persoalan ini.

Soal jejaring elit, meski belum lama di partai, Tri Adhianto bisa dibilang punya koneksi cukup bagus dengan elit. Salah satunya dengan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Meskipun belakangan kabarnya, relasi keduanya sedikit terganggu saat Hasto sedang berurusan dengan KPK.

Tapi hampir bisa dipastikan, Tri Adhianto akan mengandalkan Hasto sebagai bandul politiknya. Toh karena tangan Hasto pula, Tri Adhianto yang tadinya kader PAN bisa menjadi kader PDI Perjuangan dan langsung mendapat posisi sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan. Hasto pula lah, yang memuluskan Tri Adhianto mendapat rekomendasi partai untuk menjadi calon Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024.

Selain Hasto, Tri Adhianto besar kemungkinan akan diperkuat oleh Ketua DPP Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah melalui Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi, Ahmad Faisyal Hermawan selaku keponakan Ahmad Basarah. Sebab, baik Tri dan Faisyal kabarnya sudah saling bersepakat untuk sama-sama berduet memimpin DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi sebagai Ketua dan Sekretaris DPC.

Jaringan lain yang yang mungkin Tri tempuh yaitu Ketua DPP Bidang Reformasi Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly. Tri akan masuk melalui jalur Yasonna melalui eks anggota DPRD Kota Bekasi dari PDI Perjuangan, Heri Purnomo. Heri Purnomo hampir pasti akan berusaha membawa Tri Adhianto ke Yasonna yang merupakan bosnya.

Tidak sampai di situ, Tri bisa jadi akan menempuh jalur-jalur lain. Salah satunya melalui orang-orang yang punya koneksi dengan elit PDI Perjuangan, misalnya eks Anggota DPRD Jawa Barat, Waras Wasisto, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka dan Riad Oscha Chalik salah satu senior alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang punya koneksi bagus dengan elit DPP.

Lalu bagaimana dengan Nung. Sebagai orang lama di PDI Perjuangan, ia tentu paham dan cukup kenal seluk-beluk partainya. Walaupun sejauh ini, orang tidak pernah tahu kepada siapa Nung berfatsun. Tapi disitulah letak kekuatan utama Nung. Ia bisa mengakses jaringan elit mana saja selama bisa memuluskan jalannya.

Nung juga tahu, jalur-jalur mana yang mesti ditempuh yang tak banyak orang PDI Perjuangan tahu. Dan itu tidak bisa dianggap remeh. Terbukti Nung bisa menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi, padahal sebelumnya jabatan tersebut sudah hampir pasti diberikan untuk koleganya Oloan Nababan.

Jadi dalam perebutan kursi Ketua DPC PDI Perjuangan, Nung tidak bisa dianggap sebelah mata. Tri Adhianto harus ekstra waspada, jika tidak mau kehilangan kursi Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi.

Namun terlepas hasilnya akhirnya bagaimana, yang jelas hasil penjaringan bakal calon Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi yang menempatkan Nung unggul 9 suara berbanding 6 suara dari Tri Adhianto memperlihatkan bahwa Tri Adhianto kehilangan legitimasinya di mata kader PDI Perjuangan Kota Bekasi.

Bahkan statusnya, sebagai Wali Kota Bekasi tidak serta merta membuat kader menjatuhkan pilihan kepada Tri Adhianto untuk menjadi nahkoda partai.

Padahal status itulah yang nampaknya membuat Tri Adhianto merasa amat yakin akan menjadi pertimbangan kuat partai memilihnya kembali sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi.

Menarik disimak, siapakah nantinya yang akan terjungkal dalam pertarungan ini, Nung atau Tri Adhianto. Atau bisa jadi keduanya sama-sama terjungkal, karena partai justru menjatuhkan jabatan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi di luar dua nama tersebut.

Tulisan ini merupakan opini yang ditulis oleh redaksi klikbekasi.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *