Inilah Para Aktor ‘Sinema’ Kisruh Bantar Gebang

Kisruh tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang sebenarnya semakin panas, meski adu mulut antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD Kota Bekasi sudah meredup.

30 November 2015, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membuktikan janjinya: mengeluarkan surat peringatan kedua (SP 2) kepada PT Godang Tua Jaya dan perusahaan rekanannya, PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI).

(Baca: Buktikan Janjinya, Ahok Keluarkan SP 2 untuk PT Godang Tua Jaya)

Dengan dikeluarkannya SP 2, apa yang diperjuangkan PT Godang Tua Jaya untuk mempertahankan kontraknya mengelola TPST Bantar Gebang sia-sia belaka. Tinggal menunggu SP 3 keluar, DKI Jakarta akan mempersilahkan PT Godang Tua Jaya berkemas-kemas.

(Baca: 5 PR Penegak Hukum Bersihkan Korupsi di TPST Bantar Gebang)

Kisruh TPST Bantar Gebang, jika dicermati sejak awal, mirip sebuah sinema: ada aktor protagonis dan antagonis. Ada pula aktor pemeran pembantu, yang muncul sesekali waktu. Siapakah mereka? Mari kita kupas satu-satu aktor-aktor itu.

Ahok, Gubernur DKI Jakarta

Inisiatif mengevaluasi kontrak pengelolaan TPST Bantar Gebang sebenarnya datang dari Ahok. Pada tahun 2014, ia sudah curiga ada yang tidak beres di Bantar Gebang. Ia mendasarkan kecurigaannya itu pada audit Badan Pemeriksa Keuangan yang menyebut ada indikasi kerugian negara dalam jumlah besar.

Djarot Saiful Hidayat, Wakil Gubernur DKI Jakarta

Tidak hanya sebagai wakil Ahok, Djarot punya peran signifikan dalam kisruh TPST Bantar Gebang. Ia mendukung penuh Ahok untuk memutus kontrak pihak ketiga dengan argumentasi kerja sama tersebut tidak menguntungkan DKI Jakarta. Katanya, swakelola sampah DKI Jakarta malah membuahkan hasil lebih baik.

Isnawa Adji, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta

Menurut Ahok, Isnawa Adji adalah satu-satunya kepala dinas yang berani mengeluarkan SP 2 kepada pihak ketiga. Sebelum Isnawa, kepala dinas nampak takut memberi peringatan. Isnawa bahkan ikut ‘pasang badan’ menghadapi ‘gempuran’ dari berbagai penjuru, termasuk meladeni ‘omelan’ DPRD Kota Bekasi.

Rahmat Effendi, Wali Kota Bekasi

Sebagai kepala daerah yang bertanggung jawab atas perjanjian kerja sama antarpemerintah, sikap Rahmat Effendi sangat ditunggu-tunggu dan memengaruhi konstelasi. Meski pada mulanya ia memilih diplomatis, di akhir laga, ia akhirnya berani terang-terangan mendukung langkah Ahok memutus kontrak PT Godang Tua Jaya.

Tito Karnavian, Kapolda Metro Jaya

Tito berperan penting dalam menghadapi insiden penyetopan truk sampah DKI Jakarta oleh sejumlah ormas. Dengan kewenangannya, ia menginstruksikan ratusan polisi berjaga-jaga di trayek truk yang rawan penyetopan. Alhasil, ‘pemberontakan’ kecil-kecilan itu mudah dipadamkan.

Tumai, Ketua DPRD Kota Bekasi

Jarang muncul di media massa, Tumai justru memegang peranan kunci. Ia ‘dalang’ di balik aksi konfrontasi DPRD Kota Bekasi kepada DKI Jakarta. Dialah yang menginstruksikan bawahannya untuk ‘memberi pelajaran’ kepada Ahok. Tumai diduga bergerak atas dorongan PT Godang Tua Jaya. Bawahannya mengakui itu.

Ariyanto Hendrata, Ketua Komisi A DPRD Kota Bekasi

Peletup konflik DPRD Kota Bekasi dan DKI Jakarta adalah Ariyanto Hendrata. Mengandalkan jabatan Ketua Komisi A, yang membidangi pemerintahan, ia bergerak dengan jajarannya untuk menyetop truk sampah DKI Jakarta. Setelah itu, ia menjadi semacam juru bicara untuk menguliti kesalahan-kesalahan DKI Jakarta.

Linggom F Lumban Toruan, Eks Wakil Direktur PT Godang Tua Jaya

Meski mengaku non-aktif dari PT Godang Tua Jaya, peran Linggom tidak bisa diremehkan. Sebagai anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi Hanura, ia menjadi ‘jembatan’ penghubung. Linggom turut mensuport gerakan Komisi A, melalui Winoto, ketua partai sekaligus ketua fraksinya. Apalagi Winoto merupakan anggota Komisi A.

Rekson Sitorus, pemilik PT Godang Tua Jaya

Menghadapi rencana pemutusan kontrak, Rekson Sitorus secara langsung menggalang dukungan dari sejumlah politikus di Kota Bekasi. Ia pun menggandeng pengacara top Yusril Ihza Mahendra untuk menggugat DKI Jakarta. Rekson memang terlihat ‘bermain cantik’ dan tidak emosional.

Benny Tunggul, Tenaga Ahli PT Godang Tua Jaya

Sebagai orang yang dekat dengan aktivis, Benny dipercaya Rekson untuk ‘memainkan’ opini publik dengan menggelar diskusi-diskusi dan menjelaskan kepada media massa. Ia juga memantau setiap ‘pergerakan’ yang terjadi di Kota Bekasi. Tugas utamanya sebenarnya memastikan tidak ada gejolak perlawanan kepada PT Godang Tua Jaya.

Redaksi

Tinggalkan komentar