FKSB Unisma Gelar Literasi Media Bersama KPID Jabar

Fakultas Komunikasi Sastra dan Bahasa (FKSB) Unisma Bekasi bersama Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat menggelar kegiatan literasi media di gedung I lantai 3 Unisma Bekasi Selasa (29/9).

Kegiatan yang diberi nama Gemas Pedas (Gerakan Masyarakat Jabar Peduli Media Sehat dan Pemirsa Cerdas) tersebut ditujukan agar masyarakat cerdas memilih tayangan yang layak ditonton.

Adapun tema yang diusung dalam kegiatan tersebut yaitu, “Mendorong Industri Penyiaran Berkompetisi Menyajikan Isi Siaran yang Berkualitas, Sehat, Edukatif, dan Ramah Anak”.

Dalam kesempatan itu, hadir Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Azimah Subagijo, Ketua KPI Jawa Barat, Dedeh Fardiah dan Budayawan Bekasi, Abdul Khoir.

Menurut Wakil Dekan FKSB, Saepuddin, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian lembaga pendidikan kepada masyarakat agar tidak salah dalam menkonsumsi tayangan di media.

“Sebagai fakultas yang juga turut andil mencetak praktisi-pratisi dalam dunia penyiaran, kami merasa memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan penyajian yang mendidik masyarakat, khususnya anak-anak dan para remaja, “ujar Aef, panggilan akrabnya.

12019916_1637942836484623_453060312525271874_n
Suasana kegiatan Gemas Pedas/Dok Ist

Sementara Rektor Unisma, Nandang Najmulmunir dalam sambutannya mengakui bahwa banyaknya tayangan dan menjamurnya media massa di Indonesia menjadi peluang masuknya program acara yang tidak berkualitas. Sehingga keberadaan KPI memang sangat diperlukan untuk menjadi pengawas dan pengontrol setiap tayangan tersebut.

“Unisma dan KPID Jabar diharapkan juga bisa bekerjasama lebih lanjut dalam rangka pengawasan dan kontrol sosial acara-acara di media,” ujar Nandang.

Komisoner KPI Pusat, Azimah Subagijo mengatakan, masyarakat dihimbau untuk tidak sembarangan menonton tayangan acara di televisi, karena tidak semua acara yang ditayangkan mendidik masyarakat. Untuk itulah masyarakat harus mengatur acara-acara yang ditontonnya.

Menurut Azimah Subagijo, saat ini jumlah media elektronik (TV dan radio) sebanyak 3.972. Televisi menempati media massa yang paling banyak masih dikonsumsi oleh masyarakat.

Untuk mengatasi penetrasi media di Indonesia yang cukup pesat, KPI telah mengeluarkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standart Program Siaran (P3SPS).

“Dengan pedoman tersebut kita berharap masyarakat dapat mengetahui mana tayangan yang baik dan mana yang buruk. Untuk praktisi penyiaran kita juga berharap agar mereka tidak memproduksi tayangan-tayangan yang tidak mendidik, ujar Azimah Subagijo.

Sementara itu KPID Jabar memiliki strategi tersendiri untuk meminimalisir konsumsi tontonan televisi dengan menggencarkan ‘Gerakan Diet Televisi’.

Menurut Ketua KPID Jabar, Dedeh Fardiah, gerakan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap pola konsumsi atau menonton tayangan tv yang berlebihan. Sasaran dari gerakan ini adalah anak-anak dan remaja yang belum memiliki kemampuan dasar menyeleksi tayangan televisi.

“Kita semua yang hidup di zaman ini sudah dikepung oleh media massa, terutama televisi. Media ini hadir sebagai anggota keluarga yang tidak tercatat dalam kartu keluarga, namun memiliki kemampuan dahsyat dalam proses membentuk kesadaran palsu, bersifat fiktif, dan imajinatif”, tandas Dedeh menerangkan kepada seratus lebih mahasiswa FKSB Unisma Bekasi yang hadir dalam acara Gemas Pedas tersebut.

Ia mengatakan diet televisi dapat dilakukan dengan cara mengetahui : tips rencana menonton, menyuguhi anak permainan alternatif, mematikan layar kaca, mengontrol dan mengawasi hal-hal yang ditampilkan serta mengawasi konsumsi tv.

Sedangkan tips sikap kritis bisa dilakukan dengan tidak mudah percaya dengan apa yang disajikan tv, dapat memahami dan mengapresiasi isi pesan tayangan serta menyeleksi isi tayangan.

Selain itu penonton kata Dedeh seharusnya juga tidak mudah terkena dampak negatif, dapat mengambil manfaat dari isi tayangan yang ditonton dan mengatur kapan waktu menonton televisi serta membatasi jumlah jamnya. Sebagai alternatif pengganti tv, anak-anak bisa disuguhkan vcd atau dvd pendidikan, membaca, bermain, mengunjungi perpustakaan atau  toko buku, mengikuti kegiatan olah raga, dll.

Menurut budayawan Bekasi, Abdul Khoir, muatan budaya dan seni menjadi konten yang menarik jika bisa dikemas dan ditayangkan di media. Tayangan tersebut lanjut Khoir bisa mendidik dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat.

Berdasarkan data pelanggaran terhadap P3SPS dan tindak lanjut pengawasan isi siaran tahun 2005-2014, KPID Jabar telah menghentikan dua program siaran. Total pengaduan dari masyarakat terdapat 3807 indikasi temuan, 2125 diantaranya merupakan aduan dari masyarakat. (RLS)

Tinggalkan komentar